Teknologi Pemadatan Cerdas Upaya Menjaga Kemantapan Jalan Nasional
- 19 Sept 2024
- Berita/Umum
- 119 viewed
PENAJAM PASER UTARA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lakukan ujicoba penerapan Teknologi Pemadatan Cerdas di Pembangunan Jalan Seksi 6C-1 SP:3 ITCI Simpang 1B Sumbu Kebangsaan Timur, Jalan Negara Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Kamis (19/9/2024).
Acara yang diselenggarakan secara hybrid ini dihadiri antara lain oleh Sekretaris Ditjen Bina Marga, Budiamin, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Timur; Hendro Satrio. Dalam kesempatan acara tersebut Budiamin juga menyampaikan, kemantapan jalan nasional sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Bina Marga Tahun 2020-2024 untuk akhir 2024 itu sulit untuk dicapai kemantapan yang ditetapkan dalam Renstra itu 97 persen.
"Sampai akhir tahun 2023 kemantapan jalan baru 93,57 persen sehingga di prediksi untuk akhir 2024 hanya sekitar 94 persen. Jadi ada gap kemantapan kurang lebih 3 persen," ujar Budiamin.
"Pemicunya tidak tercapainya kemantapan jalan nasional ada beberapa hal antara lain terkait penganggaran, Over Dimension Over Load (ODOL), kualitas pekerjaan khususnya terkait pemadatan makanya kita akan mencoba dengan Penerapan Teknologi Pemadatan Cerdas sehingga kualitas pemadatan lebih baik, baik dari tingkat sisi pemadatan maupun keseragaman pemadatan di lapangan," lanjutnya.
Teknologi Pemadatan Cerdas akan masuk dalam Spesifikasi Umum Jalan 2024 secara bertahap, untuk tahap awal pada jalan tol atau jalan non tol yang memiliki jumlah lane-nya lebih dari empat setelah itu kedepannya akan dievaluasi secara bertahap dan nantinya akan dilakukan juga untuk paket-paket pembangunan maupun preservasi jalan.
Kelebihan dengan Teknologi Pemadatan Cerdas bila dibandingkan dengan pemadatan konvensional yaitu tingkat pemadatan didapat secara real time serta dapat mengetahui keseragaman pemadatan. Dengan kelebihannya tersebut, menurut Budiamin Teknologi Kepadatan Cerdas dapat menghemat biaya overpassing pemadatan, pengendalian mutu lebih terarah dan waktu pelaksanaan juga bisa lebih cepat.
"Karena itu saya berharap acara pilot project ini menjadi sarana bagi mensosialisasikan ketentuan dalam Rancangan Spesifikasi Umum terutama dalam penerapan pelaksanaan pemadatan konstruksi jalan menggunakan teknologi pemadatan cerdas sebelum diterbitkan," kata Budiamin
Alat pemadatan ini sudah dilengkapi sensor untuk mengukur nilai kepadatan maupun jumlah lintasan, elevasi, dan ada pengukuran suhu pada aspal, untuk itu dilakukan secara bertahap dulu tidak semua paket yang ada di kita digunakan nanti kedepannya sejalan dengan waktu kita harapkan alat pemadatan ini sudah bisa banyak juga di di produksi di Indonesia, " tutup Budiamin. (Aro)