Berita

Beranda Berita Konsistensi Ditjen Bina Marga dalam Pembangunan Jalan dan Jembatan di Indonesia
Beranda Berita Konsistensi Ditjen Bina Marga dalam Pembangunan Jalan dan Jembatan di Indonesia

Konsistensi Ditjen Bina Marga dalam Pembangunan Jalan dan Jembatan di Indonesia

  •  12 Juni 2025
  • Berita/Umum
  • 38 viewed
Foto: Konsistensi Ditjen Bina Marga dalam Pembangunan Jalan dan Jembatan di Indonesia

Dalam rangkaian International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center (JCC) pada Rabu (11/06), Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang juga menjabat sebagai Plt. Direktur Jalan Bebas Hambatan, Wilan Oktavian, hadir sebagai pembicara dalam sesi tematik bertajuk “Driving Mobility: Scaling Road and Rail Infrastructure for National Integration.” Dalam kesempatan tersebut, Wilan menyampaikan perspektif pembangunan konektivitas nasional dari sudut pandang Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM), yang menjadi pionir dalam pembangunan jalan dan jembatan di Indonesia, sekaligus menekankan pentingnya integrasi infrastruktur jalan dan rel guna mendukung pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan antarwilayah.

Dalam sambutannya, Wilan menyampaikan bahwa panjang total jaringan jalan di Indonesia saat ini mencapai sekitar 537.000 km, yang terdiri dari 439.000 km jalan kabupaten/kota (82%), 47.000 km jalan provinsi (9%), dan 50.000 km jalan nasional. Dari total jalan nasional tersebut, sekitar 47.000 km merupakan jalan non-tol, sementara 3.049 km merupakan jalan tol. Artinya, jalan nasional termasuk jalan tol hanya mencakup sekitar 9% dari keseluruhan panjang jalan di Indonesia.

Menjawab tantangan tersebut, Wilan menyampaikan DJBM akan melanjutkan pengembangan jaringan jalan nasional. DJBM telah menyusun Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional Tahun 2020-2040. “Kedepannya, terdapat target pembangunan jalan nasional minimal sepanjang 36.000 km dalam kurun waktu 20 tahun.” tuturnya.

Merinci pembangunan jalan nasional, Wilan mengatakan untuk jalan nasional non-tol, DJBM berencana untuk menambah panjang melalui pembangunan jalan dan juga peningkatan fungsi dan status jalan daerah di setiap Pulau Utama Indonesia.

“Saat ini, tingkat pelayanan jalan yang diukur berdasarkan road density masih di angka 2,49 km/100 km2, dan diharapkan dengan dilaksanakannya Rencana Umum tersebut, tingkat pelayanan jalan dapat ditingkatkan menjadi 3,5 km/100 km2 pada tahun 2040,” jelas Wilan.

Untuk jaringan jalan tol, dari enam pulau utama di Indonesia, empat di antaranya telah memiliki rencana pengembangan jalan tol. Saat ini, total panjang jalan tol yang telah beroperasi mencapai 3.049 km. DJBM menargetkan pembangunan 11 ruas jalan tol baru dengan total panjang sekitar 1.500 km dalam lima tahun ke depan.

Wilan juga menjelaskan bahwa DJBM secara konsisten berupaya memperkuat konektivitas antar daerah melalui pembangunan jalan yang menghubungkan kawasan-kawasan strategis. “Kami terus membangun akses jalan menuju kawasan-kawasan penting seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), destinasi pariwisata super prioritas, serta jalan penghubung antarprovinsi dan antarkabupaten untuk mendukung pertumbuhan wilayah,” ujar Wilan.

Seperti diketahui, Jalan Nasional telah mengakses 134 PU dan PP, 106 Terminal Bis Tipe A, 81 Pelabuhan Penyeberangan Kelas I, 81 PKN, 174 PK, 32 PKSN, 69 KSPN, 13 PLBN, 19 Kawasan Industri, 17 KEK.

Wilan menyampaikan bahwa pada dasarnya DJBM telah membangun jaringan jalan, baik non-tol maupun tol, serta jembatan yang menghubungkan kota, pulau, hingga daerah tertinggal di seluruh Indonesia. “Langkah ini kami lakukan untuk membuka akses bagi masuknya investasi, mendukung pengembangan kawasan industri, mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, dan memperkuat konektivitas antar pusat-pusat ekonomi regional,” ujar Wilan.

“Kedepannya DJBM akan terus bekerja keras untuk terus membangun lebih banyak jalan dan jembatan guna menyediakan konektivitas yang lebih baik dan aman serta meningkatkan mobilitas,” tutup Wilan.