Berita

Beranda Berita Sulawesi Selatan Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran
Beranda Berita Sulawesi Selatan Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran

Sulawesi Selatan Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran

  •  01 Juni 2018
  • Berita/Umum
  • 1031 viewed
Foto: Sulawesi Selatan Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran

Bina Marga – Komisi V DPR RI yang didamping Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII Makassar Miftachul Munir, Perwakilan dari Kementerian Perhubungan, Basarnas, AirNAV, Angkasapura dan beberapa mitra kerja Komisi V DPR RI meninjau kesiapan jalur mudik lebaran di wilayah Makassar Sulawesi Selatan Rabu (30/5)

Peninjauan tersebut dimulai dari Bandara Sultan Hasanuddin yang terletak di kabupaten maros Sulawesi Selatan. Selain bandara, pelabuhan dan terminal pun di tinjau langsung oleh rombongan terkait kesiapannya menghadapi arus mudik lebaran. Komisi V DPR RI memastikan bahwa beberapa sarana dan prasarana transportasi di Makassar siap menyambut arus mudik lebaran.

Terlepas dari kesiapan sarana dan prasaran transportasi, komisi V DPR RI juga meminta penjelasan dari Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII Makassar terkait kesiapan dan kondisi kemantapan jalan nasional di wilayah Makassar dan sekitarnya. Dalam Wawancara dengan tim Humas Bina Marga, Munir mengatakan 2 minggu lalu kami dengan pak Dirjen Bina Marga sempat melakukan perjalanan dari Makassar ke pare-pare arah Sulawesi barat. Ditempuh dalam 2 hari perjalanan dari Makassar ke mamuju lalu dari mamuju sampai ke palu. Beliau nge-check langsung kesiapan jalur lebaran.

Secara umum untuk lintas barat tidak ada masalah dan lancar, 90 % sudah siap, “ucap Munir. Memang ada spot dari pare-pare ke arah pinrang batas polewali. Disitu ada proyek multiyears baru, saat ini masih penanganan transisi. Saat ini kita lagi kebut untuk menutup semua lubang-lubang supaya H-10 itu sudah lancar. “terang Munir.

Munir juga menambahkan bahwa minggu lalu juga ada tim jalur lebaran dari direktorat pembangunan yang nge-check ke arah palopo. Dari Makassar-maros-pare2-palopo. Kondisi distu juga ada beberapa paket disana. Jadi ada juga penanganan pemeliharaan di ruas maros – pare-pare kita buat ada 4 titik contraflow. Ada penanganan jembatan, ada penanganan pemeliharaan. Kita harapkan contraflow 3 itu sudah kita lepas. Jadi penanganan yang pemeliharaan H-10 sudah bisa di lewati. Kemudian dari arah palopo ke pare-pare ada juga 3 paket pelebaran jalan lagi dalam tahap penggalian. Kami sudah instruksikan dengan tim agar ditutup sehingga tidak mengurangi lajur lalu-lintas. Selain itu di ruas jalan antar propinsi maros kearah watampone. Karena ruas ini merupakan salah satu jalur untuk akses menuju ke pelabuhan bajoe di bone (watampone). Nanti nya akan pindah dengan kapal roro masuk ke kolaka. Disini ada paket elevated road yang kita harapkan kita buka di H-7 “ungkap Munir.

Elevated Road merupakan jalur yang dibuat melewati taman nasional atau cagar alam yang disebut dengan Taman nasional Bantimurung-Bulusaraung. Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (atau disingkat TN Babul) terletak di Sulawesi Selatan, seluas ± 43.750 Ha. Secara administrasi pemerintahan, kawasan taman nasional ini terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep).

Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Bantimurung oleh Alfred Russel Wallace dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu. Taman Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies, termasuk kupu-kupu.

Untuk elevated road itu sendiri total panjang nya 2,7KM, jadi 2 KM pelebaran dari 5 meter menjadi 7 meter, untuk elevated nya sendiri 300 meter. “terang munir. Ada 8 tikungan tajam yang memang merupakan rawan kecelakaan (black spot). Dengan adanya elevated itu hanya kita rubah menjadi 1 rem saja. Geometrik nya sudah menjadi geometrik standar jadi dengan kecepatan biasa 20 KM/jam menjadi kecepatan 40 KM/jam.

Secara umum kondisi jalan di Sulawesi selatan maupun di Sulawesi barat yang menjadi kewenangan balai XIII relative tidak ada masalah. Yang jalur selatan kita juga tidak ada masalah karena dalam kondisi mantap. Saat ini jalan nasional 91% kemantapannya. Kita harapkan nanti setelah program 2018 ada peningkatan kemantapan sekitar 1%, “tegas Munir. (KompuBM)