Perbaikan Jalan Pantura Terus Dilakukan
- 24 Feb 2017
- Berita/Umum
- 1597 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus mempercepat penanganan kerusakan jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Dengan mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengaku optimis target sapu lubang jalan dapat tercapai pada akhir Februari.
Usai melakukan pengecekan ke lapangan untuk ruas Pantura Jawa Timur khususnya Surabaya-Lamongan-Tuban tiga hari lalu, pada Kamis-Jumat (23-24/2), Dia melanjutkan pemantauan penanganan mulai dari Jakarta hingga Semarang, Jawa Tengah. Arie menegaskan urgensi penanganan kerusakan jalan di jalur utama ekonomi pulau Jawa tersebut. Dia juga mengharapkan kondisi cuaca cerah agak mendukung perbaikan jalan.
“Penanganan kita lakukan secara cepat, karena jika dibiarkan tidak bagus. Tidak hanya karena menyangkut kinerja atau performance Kementerian PUPR, tetapi juga karena (Pantura) adalah jalur logistik. Kerusakan dapat memicu kenaikan harga barang dan juga kecelakaan,” ungkapnya usai memimpin pengarahan penanganan kerusakan jalan di Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Semarang pada Jumat (24/2) pagi.
Dirjen Bina Marga mengajak seluruh pegawai Bina Marga untuk menyatukan semangat dan komitmennya dalam penanganan kerusakan jalan Pantura yang dinilai Arie sudah dalam tahap darurat. Selain itu, Arie juga meminta kerjasama dari pihak penyedia jasa (kontraktor) untuk dapat responsif dan fleksibel dalam mengerjakan perbaikan.
“Kerjasama dengan penyedia jasa, karena sebagian sudah kontrak, hanya kondisi di lapangan sudah berubah, kondisi terkininya seperti apa? kita tangani dengan percepatannya bagaimana? Karena sudah tidak bisa dilakukan dengan cara-cara penanganan dengan standar yang seperti biasa,” terangnya.
Disamping mengerahkan tenaga langsung untuk pengerjaian perbaikan lapangan yang dipimpin oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Satuan Kerja (Satker), perhatian khusus juga diberikan terhadap pelaksanaan masalah administrasi pertanggungjawaban. Serupa dengan penerapan di BBPJN VIII, Dirjen Bina Marga juga menugaskan sejumlah Kepala SubDirektorat (Subdit) untuk mendampingi, memberikan masukan dan melakukan evaluasi penanganan kerusakan jalan.
Untuk tingkat kerusakan jalan di Jateng, menurut Arie yang paling banyak ditemui di ruas Batas Tegal-Semarang serta ruas Rembang-Batas Jawa Timur. Hingga saat ini, persentase penanganan jalan berkisar antara 60 persen hingga 85 persen. Kepala BBPJN VII Herry Marzuki menambahkan, penanganan besar-besaran sudah dilakukan, karena sebagian paket kontrak sudah ditandatangani dan para penyedia jasa sudah mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
“Sebulan yang lalu sulit, sekarang long segmen sudah diteken, SPMK sudah keluar, kontraktor sudah bergerak di lapangan,” kata Herry.
Selain fokus perbaikan kerusakan jalan Pantura di Jabar-Jateng-Jatim, Arie juga meminta perhatian penanganan jalan alternatif penunjang logistik seperti ruas Pejagan-Prupuk dan ruas Batas Jabar-Yogyakarta. Dirjen Bina Marga juga meminta jajaran di lapangannya untuk jeli dan waspada terhadap ruas-ruas jalan yang kondisinya belum rusak namun sudah mengalami gejala retakan.
“Jangan sampai lengah, Jogja misalnya walau saat ini kondisinya hanya sedikit lubang, namun mulai retak-retak, ini dapat menyebabkan air masuk (kemudian) merusak jalan, ini harus jadi perhatian,” pungkasnya. (ian KompuBM)