LINTAS BARAT SULAWESI SIAP HADAPI ARUS MUDIK 2018
- 16 Mei 2018
- Berita/Umum
- 520 viewed
MAMUJU (BINA MARGA) – Plt. Direktur Jenderal Bina Marga, Arie Setiadie Moerwanto didampingi Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIII, Miftachul Munir, dan Kasubdit Analisa Data dan Pengembangan Sistem, Nazib Faizal meninjau jalur logistik utama Lintas Barat Sulawesi Selatan-Barat yang sebagian ruasnya juga digunakan sebagai jalur mudik lebaran. Peninjauan tersebut dilakukan sejak Senin (14/05) sore dari kota Makassar hingga Selasa (15/05) di batas Provinsi Sulawesi Tengah.
Arie mengatakan bahwa kunjungannya terkait persiapan persiapan prasarana jalan nasional untuk menyambut arus mudik lebaran 2018 yang akan dilaksanakan kurang dari sebulan lagi. Dari hasil pantauannya, Ia optimis dengan pelayanan jalur mudik di Sulawesi Selatan ini, “Mudah-mudahan (arus mudik) Lebaran kali ini kita bisa memberikan pelayanan terbaik,” kata Arie.
“Namun demikian ada hal yang mendasar (lain) lagi, saya ingin melihat trafik jalur logistik utama (Lintas Barat). Seperti kita ketahui dari Makassar – Polewali Mandar – Majene – Mamuju - Palu,” ujarnya. Ini adalah kali pertama Arie meninjau Lintas Barat Sulawesi dari Kota Makassar, Sulsel hingga kota Palu, Sulteng.
Dari laporan yang diterima Bina Marga, jalur mudik di lintas barat Sulsel hanya dari kota Makasar, Maros, Barru, Pare-Pare kemudian berbelok ke Timur menuju Bangkae. Namun tim tidak melanjutkan perjalanan ke Bangkae melainkan terus ke Utara hingga kota Palu. Ketika tim melewati ruas Barru-Makassar sedang dilakukan perbaikan aspal beton di beberapa titik sehingga diberlakukan contraflow.
Arie mengakui dirinya menerima laporan dari masyarakat mengenai kerusakan jalan di ruas ini. “Dari laporan yang ada di media, bahwa jalan itu rusak. Saya ingin mengecek bagaimana itu diperbaiki. Secara umum kita sedang menangani rigid pavement tapi perlu kita percepat agar sebelum lebaran sudah jadi, “ ujarnya.
Ia mengingatkan kepada BPJN XIII agar memperhatikan metode perbaikan yang dipakai terhadap perkerasan beton. “Saya minta teman-teman disini konsultasi dengan Puslitbang Jalan dan Jembatan (perihal metode perbaikannya) apa sudah betul karena kalau tidak cepat sekali rusak lagi. Selain itu hasilnya bisa saja bagus tapi butuh waktu lama sekali. Itu juga tidak bagus,” jelas Arie.
Pada kesempatan yang sama Kepala BPJN XIII menjelaskan bahwa kerusakan perkerasan beton di ruas Barru-Makassar memang sudah cukup lama. Adapun perbaikan yang saat ini dilakukan masih secara spot-spot dengan pendampingan dari puslitbang jalan. Meski begitu, Munir menjamin ketika arus mudik nanti tidak ada pekerjaan perbaikan sehingga tidak ada contraflow.
Selepas Pare-Pare, tim melanjutkan perjalanan ke arah utara yang melewati kota Pinrang, Majene, dan Mamuju. Menurut Arie, kondisi jalan selepas Kota Pare-Pare bagus namun lebarnya belum memadai padahal perekonomiannya sudah cukup berkembang.
Maka dari itu BPJN XIII tahun ini akan mengusulkan Paket Tahun Jamak 2018 Preservasi dan Pelebaran Menuju Standar Bts Sulbar - Bts. Kota Pinrang I (Bts. Prov Sulbar-Pinrang) dan II (Pinrang-Pare Pare)dengan panjang efektif masing-masing 10 Km dan 5 Km yang akan didanai SBSN senilai Rp. 82 Milyar dan 38 Milyar.
“Semoga setelah Lebaran kontraknya mulai efektif dan bisa diadakan pelebaran. Saya titip sama teman-teman BPJN XIII karena kiri-kanan jalan sudah banyak permukiman, perlu dipersiapkan pembebasan lahan yang efektif,” kata Arie.
Selanjutnya tim meninjau bekas lokasi longsoran lereng di ruas Tammeroddo – Bts. Kota Majene di Km 135. Meski sudah bisa dilewati lalu lintas, langkah yang diambil BPJN XIII saat ini hanya untuk mengurangi beban aktif agar mengurangi pemicu longsor susulan. “Kita akan tangani longsoran nya dulu. Kita perlu waktu, 30 hari tidak cukup untuk menanganinya. (saat ini) Kami jaga agar tebing nya tidak bergerak lagi, Tebing nya akan kita potong agar mengurangi resiko longsoran,” Jelas Arie.
Kepala BPJN XIII mengatakan pihaknya akan memperkuat badan jalan menggunakan geogrid atau geotekstil. Tidak menggunakan borepile atau konstruksi berat lainnya.” Karena kalau dia bergerak dan kita salah mengambil titik gelincir kerusakannya nanti akan cukup masif,” jelas Munir.
Munir menambahkan bahwa pengerjaan penangangan longsor tersebut mungkin tidak dilakukan tahun ini karena belum dianggarkan. “Akan kita programkan tahun 2019. Saat ini akan tetap seperti kemarin. Kita jaga saja agar tidak kendala akibat hujan. Insyallah untuk arus mudik Lebaran nanti,amanlah,” katanya. (ian)