Berita

Beranda Berita KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR KE PROVINSI SUMATERA SELATAN
Beranda Berita KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR KE PROVINSI SUMATERA SELATAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR KE PROVINSI SUMATERA SELATAN

  •  15 Des 2018
  • Berita/Umum
  • 726 viewed
Foto: KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR KE PROVINSI SUMATERA SELATAN

Kunjungan Kerja Spesifik Anggota Komisi V DPR RI yang dipimpin oleh Sigit Sosiantomo dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi di Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan pada Jum’at (14/12). Tujuan kunjungan ini adalah untuk mengetahui secara langsung permasalahan dan kedala pembangunan infrastruktur khususnya yang dibiayai oleh APBN di Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi bidang tugas Komisi V.

Dalam kunjungan tersebut Komisi V DPR RI di dampingi oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang Ditjen Bina Marga, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai VIII Sumatera Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, , Kementerian Perhubungan,  General Manager Pelindo, Basarnas, BMKG, Sekertaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan jajaran pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Rombongan Komisi V mengunjungi Jembatan Musi IV yang tepatnya berada di Kelurahan Kuto Batu dan Kelurahan Lawang Kidul di Seberang Ilir, sementara di Seberang Ulu yakni di Jalan A.Yani di Kelurahan 14 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II Palembang. Jembatan Musi 4 memiliki dua lajur, dengan panjang 1.130 meter dan lebar 12 meter dengan kontraktor pelaksana PT.Adhi Karya.

Ketua Komisi V DPR RI sekaligus Ketua Rombongan, Sigit Sosiantomo sempat menilai bahwa, lebar Jembatan Musi IV terlalu kecil hanya dua jalur dan dua lajur,  harusnya Jembatan Musi IV memiliki dua jalur dan empat lajur serta dikhawatirkan tidak dapat menampung banyak kendaraan untuk mengurai kemacetan dan ketika kendaraan bertumpuk di tengah jembatan, jembatan bisa roboh.

“Apabila memungkinkan saya rasa tidak ada salahnya untuk membangun Duplikasi jembatan Musi IV.” kata Sigit.

Menanggapi pernyataan tersebut Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang menjelaskan bahwa Jembatan Musi IV telah melewati kreteria desain serta jembatan ini merupakan jembatan tipe cable stay extradosed dan PC U Girder. Teknologi ini mampu menahan Jembatan Musi IV jika terjadi gempa dan tahan dari terjangan Gelombang Ombak sungai Musi serta angin. Terlebih posisi kota Palembang yang jauh dari titik potensi gempa, serta gelombang air sungai Musi yang cukup tenang. Jembatan Musi IV sendiri diharapkan bertahan lebih dari 100 tahun.

Jembatan Musi IV juga sudah melewati tahap uji beban statis dan dinamis yang telah dilaksanakan pada  tanggal 10 sampai dengan 12 Desember 2018 lalu. Dalam Pengujian Statis sebanyak 44 dump truck bertonase masing masing 35 ton diparkirkan di atas jembatan. Sehingga beban yang sudah diuji seberat 1.540 ton dengan hasil uji yang baik sesuai dengan rekomendasi Komisi Keamanan Jalan dan Jembatan (KKJT).

Kekhawatiran tentang ketinggian jembatan Musi IV yang dinialai terlalu pendek sehingga dikhawatirkan tidak bisa dilalui kapal juga dijawab yaitu Jembatan Musi IV memiliki tinggi vertical clearance 13,75 meter artinya jembatan Musi IV lebih tinggi dari jembatan Ampera yang tingginya hanya 11,25 m dari permukaan air dan sering dilalui kapal kapal pembawa batubara.

Mengenai lebarnya jembatan yang dirasa tidak cukup lebar,  Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang sudah merencanakan antisipasi dengan cara berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan dengan melakukak analisa dampak lalu lintas (andalalin). Serta pemberian marka jalan Kuning Tanpa Putus seperti saat ini yang menandakan bahwa kendaraan tidak boleh melewati garis untuk mendahului pengendara lain didepannya.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang, Ir. Kgs. Saiful Anwar MT mengatakan pihak nya menyambut baik usulan DPR untuk menambah jembatan di lokasi Musi IV.

“Apabila dialokasikan untuk penambahan jembatan akan kita laksanakan sesuai dengan kebutuhan traffic disini nantinya. Kedepannya setelah melakukan kajian sistem jaringan jalan agar diketahui mana kebutuhan dari pembangunan yang mendesak.” jelas Saiful.

(BBPJNV/Alin)