Konstruksi Jembatan Aek Tano Ponggol Direncanakan Rampung Tahun Depan
- 21 Juni 2021
- Berita/Umum
- 1497 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun jembatan Aek Tano Ponggol di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut). Pengerjaan jembatan yang menghubungkan pulau Sumatera dengan pulau Samosir tersebut dengan direncanakan rampung pada tahun depan.
“Sekarang kita memasang bor pile, tiang pancang pekerjaan pondasi jembatan,” ucap Tambos Nainggolan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.9 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut pada akhir pekan lalu,” pekerjaan pile cap pada P1 sudah selesai, P2 juga sudah, sekarang kita sedang di P3 sedang penulangan untuk bor pile,” sambungnya.
Jembatan Aek Tano Ponggol dengan panjang 294 meter terbagi menjadi jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. Tambos menjelaskan, pada jembatan utama terdiri dari 3 bentang, dengan bentang utamanya sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.
Lebih lanjut dia mengakui proses konstruksi terganggu dengan adanya sejumlah lahan yang belum berhasil dibebaskan. Hingga saat ini menurutnya masih ada sekitar 31 persen lahan yang belum dibebaskan. Selain itu juga masih ada kendala di lapangan berupa utilitas yang belum dipindahan oleh pihak pengelola utilitasnya.
“Masih ada masalah utilitas yaitu utilitas PLN dan PDAM yang berada di daerah alur lahan juga belum di relokasi,” ungkapnya.
Kendala di lapangan tersebut, kemungkinan dapat mengakibatkan mundurnya waktu penyelesaian pembangunan jembatan. Berdasarkan kontrak kerja, pembangunan ditargetkan dapat selesai pada akhir April tahun depan. Tambos menerangkan pihaknya saat ini masih mengkalkulasi perubahan waktu penyelesaian berdasarkan situasi yang dihadapi di lapangan.
Sementara terkait masalah teknis, Tambos mengakui semuanya masih bisa ditangani sesuai dengan perencanaan desain awal meskipun ada penyesuaian pada konstruksinya. Dia juga menyampaikan apresiasi atas bantuan pemerintah daerah khususnya pada tahapan sosialisasi kepada masyarakat terkait proses pembebasan lahan.
Pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol nantinya akan mengantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting) dengan panjang 16 meter. Pembiayaan konstruksi jembatan tersebut sebesar Rp 157 miliar yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2020 hingga 2022. Selain memperhatikan aspek teknis, desain jembatan juga mengaplikasikan filosofi suku Batak yaitu Dalihan Na Tolu yang menekankan pentingnya hubungan kekerabatan yang berjalan seimbang.
“Harapannya keberadaan jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat,” sebut Tambos. (rnd)