Hindari Kejadian Brexit, Persiapan Jalur Mudik Ditingkatkan
- 17 Mei 2017
- Berita/Umum
- 522 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus mempercepat penanganan infrastuktur persiapan menjelang arus mudik lebaran 2017. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi kepada Radio Sonora mengatakan, pihaknya berusaha keras memberikan yang terbaik untuk menghindari kasus kemacetan yang terjadi pada tahun lalu. Upaya yang dilakukan pertama dengan menghilangkan empat dari lima perlintasan sebidang dengan jalur kereta api antara Ruas Pejagan – Krupuk yang menyebabkan kemacetan.
“Kami berusaha keras supaya H-10 empat flyover siap digunakan. Jadi tinggal satu simpangan sebidang yang harus kami kendalikan,” ungkap Arie.
Arie melanjutkan, jalan tol sudah operasional hingga Brebes Timur. Kemudian dari Brebes Timur sampai dengan Waleri akan fungsional atau dapat digunakan sementara dengan beberapa pintu keluar (exit) seperti Tegal dan Pemalang untuk mengantisipasi kalau terjadi kemacetan yang berlebih.
“Setelah keluar Waleri kita akan usahakan di tembuskan lagi sampai dengan Ngalian. Tapi saya tidak janji karena persentasenya 50 persen, “ sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Bina Marga juga memberikan beberapa tips kepada calon pemudik antara lain, untuk mengetahui kondisi arus lalu lintas di jalan tol, pemudik dapat mengunduh aplikasi Jasa Marga Care (JMCare) serta menggunakan kartu tol elektronik (e-toll Card) untuk mengurangi kemacetan di pintu tol.
“Dimohon menggunakan e-toll Card karena mendapatkan diskon 20 persen. Lalu nanti kita juga bagikan brosur untuk navigasi keluar ke kota dan lainnya,” ucap Arie.
Untuk pemudik yang berencana menggunakan jalan tol yang statusnya fungsional, diharapkan lebih berhati-hati dengan membatasi kecepatan kendaraan maksimum 60 Km/jam dan menghindari menggunakan saat malam hari karena masih minim penerangan jalan. Pemudik juga diminta tidak hanya berpatok pada jalan tol, karena jalan nasional/alternatif juga telah disiapkan.
Mengomentari kondisi jalan Pantura Jawa, Arie menegaskan Pantura sekarang sudah tidak ada lobang meskipun beberapa tempat ada yang bergelombang. Ditjen Bina Marga berusaha mempertahankan kondisi tersebut karena lobang sangat berbahaya khususnya bagi pemudik yang menggunakan motor.
Untuk kesuksesan penyelenggaraan arus mudik lebaran, Ditjen Bina Marga juga sudah berkoordinasi dengan Kepolisian, Pertamina dan Kementerian Kesehatan serta sepakat akan kerja sama menyiapkan posko-posko terpadu di tempat-tempat istirahat. Pertamina juga akan menyiapkan penjualan bensin dalam bentuk kaleng-kaleng agar tidak ada lagi seperti kejadian tahun lalu harga bensin bisa melonjak sampai Rp. 100.000.
“Bagi pengguna jalan yang mengunduh JM-Care nanti akan bisa mengetahui rest area yang permanen dan temporary. Disana terdapat minimum akan ada toilet mushola,” pungkasnya. (Riko)