Flyover Teknologi CMP siap diterapkan di Wilayah lain
- 24 Jan 2017
- Berita/Umum
- 1358 viewed
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie setiadi Moerwanto menyatakan kesiapannya menerapkan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan(CMP) pada pembangunan jembatan layang (fly over) di Indonesia. Hal tersebut sebagai respon atas permintaan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Jusuf Kalla saat meresmikan fly over Antapani di Bandung, Jawa Barat pada Selasa (24/1) siang.
Wapres menyebutkan, teknologi CMP dinilai tepat karena berhasil mempersingkat masa konstruksi jembatan layang menjadi hanya enam bulan serta mampu menghemat biaya pembangunan hingga 70 persen dibanding teknologi konstruksi flyover konvensional.
Arie mengatakan, pada tahun ini setidaknya akan dibangun empat fly over CMP di wilayah Brebes, Jawa Tengah. Seluruh jembatan layang tersebut dibangun diatas jalan nasional yang mengalami perlintasan sebidang dengan rel kereta api. Dirinya mengharapkan keempat fly over tersebut sudah dapat fungsional atau dimanfaatkan saat mudik lebaran 2017.
Fly over tersebut akan dibangun di Kabupaten Brebes dua jembatan yaitu Dermoleng dan Kretek, serta di Kabupaten Tegal juga dua buah yaitu Klonengan dan Kesambi. Dirjen Bina Marga menerangkan, seluruh jembatan tersebut sudah tanda tangan kontrak pada Desember 2016. Saat ini sudah mulai ada awal pekerjaan di lapangan.
“Memang masih ada sedikit masalah lahan, di Dermoleng dan juga di lokasi lainnya. Cukup menghambat konstruksi dilapangan, namun kami targetkan akhir Februari sudah bisa kami tangani,” sambungnya.
Konstruksi fly over tersebut memang lebih mahal dibanding biaya konstruksi fly over Antapani di Bandung karena kondisi pekerjaannya berbeda. Arie mencontohkan pembangunan jembatan layang Klonengan yang biayanya diatas Rp100 miliar, karena jembatannya lebih panjang dan melewati sungai.
“Selain itu jembatannya juga lebih tinggi karena ada jalur listrik untuk kereta apinya. Di lapangan space juga tidak ada, sempit sekali. Jadi metodenya berbeda. Namun tetap bila dibandingkan teknologi yang lama, biayanya tetap lebih murah,” ucap Dirjen Bina Marga.
Sedangkan untuk tiga fly over lainnya dana pembangunannya berkisar Rp60 miliar. Selain itu teknologi CMP juga akan diterapkan di Papua khususnya untuk ruas jalan Momogu-Batas Batu. Paket pekerjaan untuk pembangunan beberapa jembatan tersebut sudah ditandatangani dengan nilai kontrak Rp200 miliar. Untuk Papua, teknologi CMP diperuntukkan untuk jembatan yang melintasi sungai dengan lebar kurang dari 20 meter.
“CMP sesuai untuk Papua, karena ringan dibawanya dibanding membawa baja, jadi lebih murah,” imbuhnya.
Ditjen Bina Marga juga mendorong penerapan CMP untuk jalan told an kawasan sekitarnya. Arie mengaku sudah berbicara dengan PT Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tol Trans Sumatera agar dapat dibangun.
Peresmian Fly Over Antapani
Wapres RI Jusuf Kalla dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan flyover Antapani di Bandung. Pembangunannya sudah dimulai sejak 10 Juni 2016 dan setelah enam bulan fly over tersebut rampung dan telah melalui tes ujicoba lalu lintas pada 28 Desember 2016 dan serangkaian tes lainnya.
Pembangunan fly over tersebut bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang setiap hari terjadi pada persimpangan jalan Antapani dan jalan terusan Jakarta, terlebih pada jam sibuk pagi dan sore hari. Pada peresmian tersebut turut hadir Kepala Badan Litbang (Balitbang) Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga dan Walikota Bandung Ridwan Kamli. (KompuBM)