Ditjen Bina Marga Kerjakan Penanganan Jalan di Kepulauan Maluku
- 11 Okt 2021
- Berita/Umum
- 1086 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku terus melakukan pembangunan dan penanganan jalan nasional dan jembatan di wilayah Kepulauan Maluku.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) III Provinsi Maluku, Tauce Leuwol mengatakan, total nilai paket pekerjaan pada tahun 2021 yang dilaksanakanya di wilayahnya senilai Rp 166,422 miliar. Dana tersebut terdistribusi kepada empat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada wilayah kerjanya.
Satker PJN III Maluku, wilayah kerjanya mencakup enam pulau di Maluku, yang termasuk kedalam daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Keenam pulau tersebut masing-masing Pulau Kei Besar, Pulau Wetar, Pulau Moa, Pulau Selaru, Kepulauan Aru, dan Pulau Babar.
Tauce menyebutkan untuk penanganan jalan di pulai Kei pada tahun ini antara lain pihaknya mengerjakan penanganan ruas jalan Elat-SP dan Ngurdu-Ohoiraut senilai Rp 33,417 miliar. Selain itu juga dikerjakan pemeliharaan jalan melalui paket preservasi jalan di pulau Kei Kecil senilai Rp 6,98 miliar.
“untuk item preservasinya meliputi pemeliharaan rutin jalan, pemeliharaan rutin kondisi, penunjangan atau holding, rehabilitasi minor jalan, rekonstruksi jalan, pemeliharaan rutin jembatan, dan penanganan drainase,” ungkapnya.
“Kami juga mengerjakan lima paket di PPK 3.2, masing-masing preservasi jalan di Pulau Yamdena untuk 7 item,” sambung Kasatker.
Selanjutnya PJN III juga melaksanakan lima paket pekerjaan di PPK 3.3 yaitu preservasi jalan di Pulau Larat. Item pekerjaan adalah untuk pemeliharaan rutin jalan, pemeliharaan rutin kondisi, rekonstruksi jalan, pemeliharaan rutin jembatan, rehabilitasi jembatan, dan penanganan drainase.
Sedangkan untuk PPK 3.4 pada tahun ini mengerjakan 10 paket yang dilakukan di pulau Wetar, pulau Babar, pulau Marsela, pulau Moa, Leti, Kisar dan Lirang Menyinggung soal kondisi pekerjaan konstruksi di masa pandemic Covid-19 saat ini Touce mengaku, sangat besar pengaruhnya.
Karena di era pandemi ini, kegiatan proyek harus tetap berjalan, namun dengan bebagai keterbatasan. Sebab untuk realisasi pekerjaan, harus dilakukan penyesuaian dan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.
“Tetapi kita telah melakukan beberapa inovasi, seperti pengaturan shift kerja, pemakaian masker saat bekerja di lapangan, selalu mencuci tangan setiap beraktivitas, serta rajin memberikan himbauan – himbauan untuk mematuhi 5M+3T, dan inovasi lainnya. Ini penting agar menekan angka peningkatan kasus Covid-19,” tambahnya