DIRJEN BINA MARGA MENINJAU PENANGANAN PANSELA DI TRENGGALEK
- 07 Mar 2017
- Berita/Umum
- 887 viewed
TRENGGALEK (BINA MARGA) – Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto melakukan peninjauan ke penangangan jalan Pantai Selatan Jawa (Pansela ) di kawasan Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek serta dan Tulungagung, Jawa Timur (6/03). Pada kesempatan tersebut Arie didampingi oleh Bupati Trenggalek, Emil Dardak, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan (PJJ), Rahman Arief,dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII,Ketut Darmawahana.
Tiba di Kota Solo, Dirjen dan rombongan bertolak ke Kabupaten Ponorogo dan meninjau beberapa titik longsor. Kemudian ke Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung kaitannya dengan pananganan Pansela Jawa Timur. Dirjen Bina Marga mengakhiri kunjungannya di Surabaya, Selasa dini hari (7/03).
Kedatangan Arie ke Trenggalek untuk melihat kondisi geometri jalan Pansela,khususnya di Trenggalek. Arie berujar bahwa Bina Marga akan melakukan optimalisasi sehubungan terjadinya pembengkakan biaya yang cukup signifikan dari desain awal jalan. Pembengkakan tersebut terjadi jika mengacu pada opsi jalur Pansela Trenggalek dijadikan jalan arteri.
Ditemui di kesempatan yang sama, Bupati Trenggalek, Emil Dardak mengatakan tidak ada hambatan khusus terkait penangan Pansela di wilayahnya. Bahkan pihaknya sudah mengurus izin pinjam pakai kawasan hutan lahan kepada Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2016. “Tidak ada hambatan tetapi memang kita tengah membicarakan desain jalan yang paling optimal dengan mempertimbangkan efesiensi biaya dan klasifikasi jalannya,” ujar Emil.
“Seperti kata Pak Bupati, sedang didiskusikan apakah di sini (Ruas Munjungan-Prigi-Bts.Tulungagung) akan dijadikan jalur wisata atau jalan arteri,”kata Arie. Pasalnya jika dijadikan jalur wisata, grade (kemiringan) jalan bisa lebih tinggi namun jika untuk jalan arteri grade maksimumnya hanya 10%. Grade ini penting guna menjamin kemudahan mobilitas tipe kendaraan yang lewat. Tetapi semakin rendah grade jalan semakin mahal pula biaya yang dibutuhkan.
Arie mengatakan, saat ini BBPJN VIII sedang membuat trase jalan Prigi-Munjungan-Bts Tulungagung sepanjang 27.46 Km yang lebih detail. Pemkab Trenggalek sendiri menyambut baik rencana penangan ruas ini dengan menyatakan kesiapan pembebasan lahan penduduk seluas 0,825 Km dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan seluas 136,47 Ha atau 52,495 Km yang akan diselesaikan mulai tahun 2016 dan 2017.
Terkait pembiayaan, penanganan Munjungan-Prigi-Bts. Kab. Tulungagung (27.46km) ini sudah mendapat komitmen dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar Rp. 358,3 miliar dimulai T.A 2017. “Secara prinsip kita sudah dapat izin dan kepercayaan dari mereka (IDB). Saya bilang bahwa kita Advance Procurement (lelang dini) sudah bisa dimulai,karena kita ingin cepat, ” jelas Arie.
Selain ruas Munjungan-Prigi-Bts.Kab. Tulungagung di Kab. Trenggalek, IDB juga mendanai ruas Pansela Jawa Timur lainnya yaitu Bts.Kab.Tulungagung-Serang-BTs.Kab.Malang di Kab.Blitar sepanjang 65 KM dengan total biaya Rp. 1,01 Triliun. Serta Ruas Jarit-Puger-Sumberejo di Kab. Lumajang –Jember sepanjang 39.1 km dengan biaya Rp. 416 Milyar.
Menurut rencana, penanganan Pansela Jawa Timur adalah sepanjang 676.82 Km yang melewati delapan Kabupaten. Saat ini Bina Marga telah menangani jalan sepanjang 390.92 Km yang terdiri dari 350.51 km perkerasan aspal dan 32.5 perkerasan beton. Sisa penanganan berupa jalan tanah sepanjang 293.8 km. Selain itu juga termasuk 83 jembatan yang sudah terbangun dari rencana 151 jembatan.
Pemerintah menargetkan Jalur Pansela Jawa dari Banten hingga Banyuwangi,Jawa Timur bisa terkoneksi pada 2019. “Target yang diberikan Pak Menteri kan tahun 2019 ini harus selesai semuanya. Tetapi di spot-spot tertentu walaupun kita bisa masuk dulu ke jalan lintas selatan (pengalihan) kemudian kembali masuk ke Pansela,” jelasnya.(ian)