Dirjen Bina Marga Bersama Dengan Komisi V DPR RI Tinjau Kesiapan Jalur Nataru di wilayah Kalimantan Barat
- 07 Des 2024
- Berita/Umum
- 134 viewed
Pontianak – Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Bina Marga mendampingi Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Repulik Indonesia (DPR RI) meninjau kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan di Provinsi Kalimantan Barat menjelang libur natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru), Jumat (06/12/2024).
Kunjungan kerja reses diawali dengan rapat Komisi V DPR RI beserta semua mitra kerja membahas tentang kesiapan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan menjelang libur natal dan tahun baru 2024/2025. Dalam Rapat tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra mengatakan, secara keseluruhan panjang jalan nasional di Kalimantan Barat sepanjang 2.287,52 km yang terbagi menjadi Lintas Selatan, Lintas Tengah, Lintas Perbatasan serta Lintas Pehubung dari Sintang - Putussibau dengan kondisi kemantapan jalan sebesar 97,07% hal ini untuk menjamin kenyamanan serta keamanan pengguna jalan.
Rachman Arief menjelaskan bahwa saat ini terkait dengan kondisi persiapan Nataru berdasarkan inventarisasi ada 38 titik rawan longsor, 30 titik rawan banjir, 10 titik rawan kecelakaan, 12 titik rawan kemacetan maka dari itu akan disiapkan 33 unit alat berat DRU serta 14 titik persediaan material penanganan darurat yang tersebar di Jalan Nasional di Provinsi Kalimantan Barat.
“Menghadapi natal 2024 dan tahun baru 2025, kami juga menyiapkan 23 posko Nataru disepanjang jalan nasional lengkap dengan petugas poskonya yang akan aktif pada 10 desember 2024 kami menjamin posko ini 24 jam siap melayani natal dan tahun baru” ujar Rachman Arief.
Menintaklanjuti arahan dari Menteri PU Dody Hanggodo, untuk meningkatkan layanan menuju persiapan nataru sedang dilakukan pekerjaan pembangunan jalan penambahan lajur, penggantian jembatan hingga pelebaran jalan di Lintas Selatan Pontianak – Sambas, Pontianak – Tayan – Sandai – Nanga Tayap – Bts. Kalteng, Pontianak – Sintang serta 10 hari menjelang nataru pekerjaan sementara dihentikan dan alat – alat dibersihkan serta material dibersihkan.
Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyampaikan jalan penghubung antara Jembatan Kapuas II menuju Tugu Alianyang seharusnya memiliki dua jalur dan dilakukan kajian apakah duplikasi diperlukan atau tidak untuk mencegah macet di Pontianak dengan harapan mobilitas masyarakat menjadi lebih cepat dan efektif.
Jembatan Kapuas II adalah salah satu infrastruktur penting di Kalimantan Barat yang menghubungkan Kota Pontianak dengan Kabupaten Kubu Raya. Jembatan ini dirancang untuk menampung lalu lintas kendaraan berat dan ringan, berfungsi sebagai jalur alternatif dari Jembatan Kapuas I yang sering padat. Dengan panjang mencapai ratusan meter, struktur ini dilengkapi teknologi beton bertulang untuk menahan beban tinggi. Namun, karena tingginya volume lalu lintas, jembatan ini kerap mengalami kemacetan dari akses Simpang Empat Adi Sucipto hingga Tugu Ambawang khususnya pada jam sibuk pagi dan sore. Sehingga perbaikan manajemen lalu lintas terus dilakukan salah satunya dengan penataan persimpangan.
“Makanya kita memiliki banyak pertimbangan, tentunya Kementriaan PU paling paham atau jalan penghubung antara Jembatan Kapuas II dan Tugu Alianyang yang sekarang 1 jalur dilebarkan menjadi 2 jalur. Kita akan lihat nanti,” ucap Lasarus.
Kemacetan yang sering terjadi di Sp. Adi Sucipto hingga Jembatan Sei Ambawang 2 akan dilakukan tiga tahapan penanganan yang terdiri dari: kajian kinerja jaringan jalan, penataaan persimpangan (Sp. Adi Sucipto dan Sp. Desa Kapur), Pelebaran Jalan Mayor Alianyang dan Duplikasi Jembatan Sei Kapuas II.
Acara dilanjutkan dengan tinjauan lapangan ke Jembatan Kapuas II dan tinjauan jalan akses ruas Jembatan Kapuas II menuju Tugu Alianyang Ambawang(Fjr)