Bina Marga Kaji Ulang Peningkatan Infrastruktur Simpang Gatot Subroto
- 22 Apr 2022
- Berita/Umum
- 1242 viewed
MEDAN-BINA MARGA Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan studi ulang pada rencana pembangunan flyover Gatot Subroto di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Hal tersebut dinyatakan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hedy Rahadian ketika meninjau bakal lokasi peningkatan simpang Gatot Subroto, Kamis siang (21/04). Turut hadir Walikota Medan, Bobby Nasution dan Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga, Miftachul Munir.
Setelah mengunjungi bakal lokasi, Hedy menginstruksikan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut untuk melakukan kajian ulang. Kajian tersebut akan dilakukan dalam beberapa minggu kedepan. Hasilnya berguna untuk menentukan pilihan konstruksi infrastruktur yang terbaik. Adapun pilihannya antara konstruksi flyover atau Underpass. “Kalau flyover agak kumuh ya, jadi kita akan lihat kemungkinan apakah bisa dibangun underpass saja,” jelas Hedy.
Setelah kajian tersebut, proses selanjutnya adalah pembuatan desain dan feasibility study. Hedy mengatakan pihaknya akan berusaha merampungkan proses persiapan pada tahun 2022 sehingga tahun depan bisa memulai konstruksi. Hedy juga mengingatkan pentingnya proses persiapan lahan peningkatan simpang Gatot Subroto ini, terutama dukungan dari pemerintah kota Medan.
Sementara itu, Bobby Nasution merespon positif koordinasi antara Ditjen Bina Marga dengan Pemkot Medan. “Pekerjaan ini akan kami kerjakan sebaik-baiknya dengan tetap berkoordinasi dengan Kementerian PUPR,” jelas Walikota Medan.
Sebagai informasi, desain pembangunan FO Gatot Subroto sudah pernah dilakukan pada tahun 2015 namun belum sampai tahap konstruksi. Keinginan pembangunan ini kembali diusulkan oleh Walikota Medan melalui surat yang dilayangkan kepada BBPJN Sumut, pada 5 april 2022.
Munir menjelaskan, desain pembangunan flyover Gatot Subroto pada tahun 2015 memerlukan peninjauan ulang guna proof check desain. Menurutnya kondisi lingkungan simpang Gatot Subroto saat ini sudah berubah sejak desain awal. “Terus terang desain tahun 2015 belum tentu sesuai dengan peruntukan saat ini. Dulu didesain sebelum Jalan Tol Medan Kualanamu Tebing Tinggi beroperasi,” jelas Munir.
Penyesuaian desain merupakan hal yang lazim dilakukan dalam pekerjaan konstruksi infrastruktur jalan dan jembatan. “Kita ingin FS tahun 2015 di review, karena cuma review seharusnya tidak terlalu lama. Tinggal ambil data traffic saat ini,” terang Munir. Review yang sama juga perlu dilakukan pada desain. Sementara dari segi teknis konstruksi, dari pandangan lapangan, Munir mengatakan tampaknya tidak memerlukan teknologi pembangunan underpass yang kompleks. “Paling untuk underpass harus memikirkan drainase saja,” katanya.
Berdasarkan desain awal, FO Gatot Subroto membutuhkan biaya pembebasan lahan sebesar Rp. 78,3 Milyar dan konstruksi FO Rp. 286,1 Milyar untuk total penanganan sepanjang 700 Meter. “Itu angka desain tahun 2015,” jelasnya.
Berkaitan dengan itu, Munir mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan harus mengindahkan slogan OPOR, yaitu Optimalisasi, Pemeliharaan, Operasi, dan Rehabilitasi tak terkecuali pada bakal proyek peningkatan simpang Gatot Subroto ini. Ia berharap jika proyek ini berlanjut, harus bisa selesai pada tahun 2024. “Melihat kondisi sekarang perlu ada penyesuaian. Apalagi ada arahan presiden bahwa proyek-proyek harus selesai tahun 2023,” jelasnya. (ian)