Aspal Plastik Juga Diterapkan Di Makassar
- 26 Okt 2017
- Berita/Umum
- 742 viewed
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) melakukan sosialisasi pemanfaatan aspal plastik di Makassar, Sulawesi Selatan pada Selasa (24/10). Teknologi aspal bercampur limbah plastik kresek ini untuk memanfaatkan limbah plastik yang selama ini menjadi persoalan besar di sektor lingkungan hidup. Dengan menggunakan limbah plastik sebagai campuran aspal, diperkirakan dapat mengurangi 0,45 juta ton sampah plastik per tahunnya.
Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Deded P. Syamsudin menyebutkan pada pertengahan tahun 2017 ini Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR melakukan penelitian dan uji coba pemanfaatan teknologi aspal bercampur limbah plastik atas dorongan dari Kemenko Kemaritiman.
“Limbah plastik yang digunakan untuk campuran aspal adalah plastik kresek. Plastik kresek sengaja dipilih karena tidak bisa lagi didaur ulang, tak seperti botol air mineral atau limbah plastik lainnya,” ujar Deded.
Sebagai informasi, plastik yang digunakan untuk campuran aspal adalah sebanyak 4-6% dari berat aspal. Penambahan plastik sejumlah itu dapat meningkatkan ketahanan terhadap retak.
Limbah plastik yang digunakan merupakan hasil olahan yang telah dipilah, dicuci, dikeringkan dan dicacah. Cacahan limbah plastik yang digunakan harus kering, bersih, dan bebas dari bahan organik atau bahan yang tidak dikehendaki.
Sebagai pengguna teknologi aspal plastik, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XIII) Bastian Sihombing mengaku antusias dan menunggu instruksi untuk penerapannya di jalan-jalan nasional.
"Saat ini masih dalam tahap uji coba. Setelah uji coba selesai akan dibuat spesifikasi dan instruksi dalam bentuk peraturan. Setelah ada aturan, baru akan kami terapkan di jalan-jalan nasional," ujarnya.
Bastian menambahkan walaupun ada penambahan dari segi biaya dalam pembuatan aspal plastik, namun biayanya tambahannya sangat kecil sementara manfaatnya cukup besar.
"Hasil lab menunjukkan bahwa walaupun berada di bawah batas getas, aspal bercampur limbah plastik stabil dan durability nya lebih tinggi. Untuk lalu lintas berat dia cukup kuat," pungkas Bastian. (KompuBM)