37 Jembatan CH dengan Investasi Rp2,199 Triliun Dibangun Tahun Depan
- 06 Des 2021
- Berita/Umum
- 3292 viewed
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengganti dan/atau menduplikasi 37 Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Proyek yang akan berjalan selama 2 tahun konstruksi ini, diharapkan menjadi contoh dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas. Baik itu berkualitas secara pembiayaan maupun juga fisik. Hal tersebut ditekankan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat menghadiri Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Proyek KPBU Penggantian dan/ atau Duplikasi Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa.
Saat sambutan di acara yang berlangsung di Auditorium Kementerian PUPR Jakarta, 6 Desember 2021, Basuki mengulangi pesan Presiden Joko Widodo, bahwa infrastruktur yang dibangun harus berkualitas. “Ke depan kita akan bangun lebih banyak lagi infrastruktur yang berkualitas. Yang lebih berkualitas, yang smart dan ramah lingkungan, yang membuka akses, dan meningkatkan keterhubungan antarwilayah, keterhubungan antardaerah. Dan meningkatkan efisiensi, serta meningkatkan produktifitas, untuk mewujudkan Indonesia maju,” kata Presiden yang dikutip Basuki.
Menurut Basuki, kualitas dalam pembiayaan bisa dilihat dalam sistem KPBU. Sistem ini memungkinkan suatu proyek tidak hanya diawasi oleh Kementerian PUPR, tetapi Kementerian Keuangan, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan Bank sebagai sumber dana pembiayaan.
Total investasi proyek yang dilaksanakan oleh PT. Baja Titian Utama ini adalah sebesar Rp2,199 triliun dengan masa kerja sama 12 tahun. Terdiri dari 2 tahun masa konstruksi dan 10 tahun masa layanan. Skema yang dipakai dalam KPBU ini adalah Design-Build-Finance-Operate-Maintenance-Transfer yang pengembalian investasinya berupa pembayaran ketersediaan layanan (availability payment) di masa 10 layanan.
“Dan ini tepat waktu, karena akan dilaksanakan pembangunan fisiknya 2 tahun, 2022 -2023. Dan nantinya saat pergantian kabinet jembatan di Jawa (kondisinya sudah) lebih baik lagi,” papar Basuki.
Lebih lanjut, ia juga menekankan kualitas infrastruktur Jembatan CH secara fisik. Jembatan yang nanti akan diganti dan/ atau diduplikasi rata-rata berumur 40 tahun. Maka, kondisi sungai di area jembatan pasti berubah. Maka, ia meminta dalam pelaksanaannya terbuka untuk modifikasi desain pada abutment dan fondasi.
Apalagi, ia melanjutkan, saat ini kita sering mengalami bencana alam seperti banjir bandang dan banjir lahar dingin. Bencana yang bisa merusak jembatan, seperti yang terbaru terjadi pada Jembatan Plengkung di Lumajang, yang hanyut karena lahar dingin. “Kita cek betul kondisi lingkungan saat dibangun. Supaya (jembatan yang kita bangun) jangan hanyut,” tutur Basuki.
Ke depan, semoga pembangunan Jembatan CH ini menjadi wujud nyata pembangunan infrastruktur yang lebih berkualitas, lebih smart, dan lebih bersahabat dengan lingkungan. Mengingat kita sebagai Presidensi G-20 untuk setahun ke depan, salah satu fokusnya adalah membangun komitmen pembangunan infrastruktur yang berkualitas, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diwakili oleh Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Brahmantio Isdijoso, mengatakan bahwa KPBU pembangunan jembatan CH ini dipersiapkan serius sejak Maret 2020. Dengan Mendapatkan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Maka acara hari ini, menurut Isdijoso dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kepercayaan diri pemerintah dalam penggunaan skema KPBU. “Tetapi (proyek ini) juga meyakinkan investor untuk semakin nyaman terlibat dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia.”
Tiga puluh tujuh jembatan yang akan diganti terletak di Banten sebanyak 3 jembatan yakni Jembatan Batu Ceper, Cisadane A dan B, Tawing I. Jawa Barat 16 jembatan yakni Jembatan Cilamaya, Ciasem III A, Cipangaritan B, Cigadung I B, Karang Sembung, Sigranela B, Kalijaga A, Kanci IB, Citanduy, Ciputra Haji, Cikao A, Cisomang, Cimanuk, Cilutung, Cikeruh dan Batujajar. Jawa Tengah 10 jembatan yakni Jembatan Tajum II Margasana, Kalibanger A, Wonokerto II A, Jurug B, Pemali Brebes B, Tajum Karang Bawang, Pedes B, Pang I A dan Juana I. Jawa Timur 9 jembatan yaitu Jembatan Jetak, Bandar Ngalim, Ngujang, Munjungan, Teleng, Kangkung, Trisula Lama, Wirolegi dan Kalitakir.
Jembatan Callender Hamilton mulai dibangun di Indonesia pada pertengahan tahun tujuh puluhan, jembatan tersebut direncanakan mampu memikul 100% Beban Standar Bina Marga Tahun 1970. Jembatan CH direncanakan sedemikian ekonomis sehingga menghasilkan dimensi dari rangka batangnya relatif keeil bila dibandingkan dengan jembatan rangka baja tipe lainnya seperti rangka baja Belanda, Austria dan Australia.
Selain Menteri Basuki, juga hadir Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna, Inspektur Jenderal T. Iskandar, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Investasi Dadang Rukmana dan Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono.