Transaksi Tol Nir Sentuh Diujicobakan di Tol Bali
- 13 Des 2023
- Berita/Umum
- 1355 viewed
Jakarta – Direktorat Jenderal Bina Marga tengah uji coba untuk konsep transaksi tol nirsentuh (Multi Lane Free Flow/MLFF). MLFF ini bertujuan untuk mengurangi delay ketika berada dijalan tol, dan dapat menurunkan waktu tempuh sehingga meningkatkan competitiveness dari sistem jaringan jalan, serta memungkinkan untuk dilakukannya konsep fair pricing yaitu pembebanan tarif sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh pengguna jalan. Ujicoba tersebut dilakukan pada jalan tol Bali, Mandara di provinsi Bali.
“Tujuan utama dilakukan dengan teknologi MLFF, tidak ada lagi barrier, tidak ada lagi gate, orang memasuki jalan tol, atau keluar jalan tol, dan juga orang di-charge tarif tol sesuai dengan jarak yang ditempuhnya,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hedy Rahadian.
Menurutnya, penerapan konsep MLFF ini membutuhkan beberapa kedisiplinan, diantaranya yaitu kedisiplinan dari segi penggunaan sistem dengan menggunakan GPS. Hedy menjelaskan, pengguna jalan perlu mendownload satu software dan melakukan register, serta deposit untuk dapat digunakan.
“Disiplin yang lain yaitu bahwa pemilik kendaraan adalah kendaraan yang sah, nomor kendaraan semua sah dan terdaftar. Jadi konsep ini betul-betul membutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai stakeholder, karena kita membutuhkan kedisiplinan yang jauh lebih tinggi dari konsep sekarang yaitu tapping atau menggunakan barrier,” terang Dirjen Bina Marga.
Hedy menjelaskan, Ditjen Bina Marga masih uji coba terhadap konsep MLFF ini di ruas jalan tol Bali, Mandara. Ruas ini dipilih sebagai lokasi masa transisi awal dengan mempertimbangkan Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR) yang relatif rendah dan merupakan ruas tersendiri yang tidak terhubung dengan ruas manapun, sehingga dapat mengurangi risiko kegagalan sistemik antar ruas.
“Bali itu kan kebetulan pulau, yang relatif cukup terisolasi dengan kendaraan yang lebih terbatas, dan disana juga ruas jalan yang tidak terlalu panjang. Kita ingin memastikan sistemnya bekerja, sehingga disana kita bisa mengurangi berbagai ketidakpastian. Jadi kita lakukan uji coba dengan lingkungan relatif yang terkondisikan dengan baik, itu lah sebabnya kita pilih Bali,” tambahnya.
Untuk lelaksanaan MLFF ini, Ditjen Bina Marga bekerjasama dengan Badan Usaha atau pelaksanaan kegiatannya dilakukan dengan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan usaha (KPBU). Konsep MLFF ini diinisiasi atau diprakarsai oleh perusahaan dari Hungaria.
Menjelaskan tentang sistem kerja MLFF, Dirjen Bina Marga mengatakan bahwa cara kerja sistem MLFF pada masa transisi dilakukan dengan Hybrid. Masa transisi ini dilakukan ketika kendaraan memasuki gerbang tol maka kamera Automatic Number Plate Recognition (ANPR) akan membaca plat nomor kendaraannya.
Jika plat nomor tersebut teregistrasi dalam aplikasi dan memiliki saldo yang cukup, maka palang/barrier akan terbuka. Apabila saldo uang elektronik pengguna tidak cukup atau plat nomor kendaraan tidak teregistrasi maka palang/barrier tidak akan terbuka. Namun pengguna dapat membayar tol dengan tapping kartu pada gardu tol.
“Jika MLFF ini sudah full sistem, dan pengguna jalan tidak terdaftar nomor kendaraanya atau tidak ada depositnya, maka kendaraan tidak bisa masuk, dan terpaksa diperlukan penegakan hukum berupa denda,” sebutnya.
Dirjen Bina Marga menambahkan, sistem MLFF akan diterapkan di ruas tol lainnya secara bertahap. Setelah Bali Mandara, penerapannya akan diperluas pada ruas tol disekitar DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penetapan perluasan Sistem MLFF di ruas jalan tol lainnya akan ditentukan kemudian.