Sebagian Tol Solo – Kertosono Dapat Dimanfaatkan Pemudik
- 29 Mei 2016
- Berita/Umum
- 585 viewed
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus mempercepat konstruksi jalan tol Solo – Kertosono (Soker). Rencana sebagian dari jalan tol yang menghubungkan Jawa Tengah dengan Jawa Timur tersebut akan dapat dimanfaatkan pada mudik lebaran tahun ini.
“Kita mau manfaatkan dari interchange Solo di dekat Bandara Adi Soemarmo lalu keluar di Sragen, ini hanya sebagai alternatif sementara, paling tidak untuk satu arah,” ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan, Danis Hidayat Sumadilaga saat meninjau tol Soker pada pekan ini.
Pekerjaan di lapangan terus diintensifkan, dalam rangka mengejar dapat dimanfaatkan tol tersebut pada H-14. Dari total panjang jalan tol Soker yang mencapai 177,1 Km, diharapkan 25 Km diantaranya dapat dipergunakan oleh pemudik lebaran kali ini. Namun Danis menegaskan, dibukanya tol tersebut nantinya sangat situasional, mengingat kondisi kondisi jalan tol tersebut belum ideal layaknya tol secara umum.
“Sifat dimanfaatkan nantinya hanya jika (beban) lalu lintas kendaraan di jalan nasional sudah sangat berat, dan hanya untuk satu arah. Kita akan koordinasi dengan Kepolisian , demi tetap menjaga aspek keselamatan,” sambungnya.
Jalan tol Soker terbagi menjadi dua ruas yaitu tol Solo – Ngawi sepanjang 90,1 Km dengan investor PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan tol Ngawi – Kertosono sepanjang 87 Km dengan investor PT Ngawi – Kertosono Jaya. Agar layak secara finansial, sebagian ruas tol Soker dibangun dengan biaya APBN. Ruas tersebut adalah Colomadu-Karanganyar 20,9 km (bagian dari tol Solo – Ngawi) dan tol Saradan - Kertosono 37,5 Km (bagian dari tol Ngawi – Kertosono).
Sebagai informasi, percepatan pembangunan tol Solo – Ngawi dan groundbreaking tol Ngawi – Kertosono telah dilakukan Presiden Joko Widodo pada April tahun lalu. Presiden menargetkan konstruksi tol Soker dapat rampung dalam 2,5 tahun. Sementara Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, tol tersebut memiliki kelayakan marjinal sehingga perlu mendapatkan dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan finansial.
“Kami juga mengajak Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Timur untuk mendukung program pembangunan jalan tol dengan percepatan pengadaan tanah sehingga pembangunan jalan tol dapat selesai tepat waktu,” ucap Basuki (KompuBM)