Pembangunan Pansela Jawa Terus Dilakukan
- 18 Mei 2021
- Berita/Umum
- 1617 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah meningkatkan kualitas Jalur Pantai Selatan (Pansela) dari Jawa Tengah (Jateng) sampai dengan Jawa Timur (Jatim). Jalur Pansela tersebut terbagi ke dalam sembilan Paket Ruas/Lot yaitu Lot 1 dan Lot 2 di wilayah Jateng sepanjang 10,65 Km lalu Lot 3, 4, 5 di wilayah D.I Yogyakarta sepanjang 17,32 Km dan Lot 6, 7, 8, 9 di wilayah Jatim sepanjang 71,69 Km. Dengan total panjang keseluruhan 99,66 Km. Penanganan jalan pansela ini menggunakan dana pinjaman Islamic Development Bank (IsDB) dengan masa pelaksanaan Agustus 2019 – Febuari 2023.
Khusus mengenai penanganan jalur Pansela Jatim tersebut terbagi menjadi empat Lot (paket ruas jalan) yaitu Lot 6 Ruas Prigi – Batas. Kabupaten Tulungagung – Kretek – Brumbun sepanjang 17,78 Km, Lot 7 Ruas Batas. Kabupaten Tulungagung – Serang – Batas Malang sepanjang 12,85 Km, Lot 8 Ruas Jarit – Puger sepanjang 23,18 Km dan Lot 9 ruas Simpang Balekambang – Kedungsalam sepanjang 17,87 Km.
Saat di wawancara via Telpon I Bagus Made Artamana selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.5 Provinsi Jawa Timur yang ditugaskan di Lot 6 mengatakan hingga pekan kedua Mei progres pekerjaan Lot 6 sudah mencapai 31,63 persen. Meskipun di kontrak paket pekerjaan tersebut dijadwalkan selesai pada April 2023, namun pihaknya tengah bekerja keras agar dapat rampung pada akhir Desember 2022.
Artamana mengatakan bahwa untuk lot 6 sendiri merupakan area perbukitan, secara medan ini luar biasa topografinya. Lot 6 ini merupakan penghubung dua objek wisata yang cukup besar yaitu pantai Gemah dan pantai Prigi. Tantangan untuk lot 6 yaitu topografinya, karena bebatuannya luar biasa banyak sehingga perlu menggunakan teknologi khusus.
Teknologi yang digunakan di sini menggunakan metode “blasting” (peledakan) dikarenakan apabila menggunakan alat berat braker yang biasa digunakan untuk pemecah bebatuannya akan memakan waktu cukup lama. Untuk tipe peledakannya menggunakan skala kecil, kalau menggunakan skala yang besar ditakutkan mengganggu ekosistem sekitar.
“Sesuai Perpres 80 tentang percepatan pembangunan kawasan di Provinsi Jawa Timur, material hasil proses peledakan (blasting) tersebut akan digunakan sebagai rest area dan agropark,“ lanjutnya.
Selanjutnya untuk Lot 7 sendiri, Dinhassam Ario Kusuma selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.1 Provinsi Jawa Timur mengatakan untuk Lot 7 pekerjaan utamanya adalah tanah galian, timbunan dan jenis perkerasannya menggunakan aspal. Selain itu juga terdapat pembangunan dua jembatan yaitu Jembatan Kenongo dan Jembatan Watusewu dengan jenis rangka baja dan kombinasi girder.
Untuk progress saat ini sudah mencapai 53,01 %. Ditargetkan akan rampung di Februari 2022. Tantangan untuk di Lot 7 sendiri yaitu saat dilakukan konstruksi ternyata sedikit berbeda dengan yang direncanakan.
“Apa yang sudah di desain belum tentu sama dengan kondisi di lapangan. Meskipun begitu kita harus tetap mengejar progres agar pekerjaanya dapat selesai tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya,“ ucapnya.
Untuk pembebasan lahan sendiri sudah cukup lama sejak 2009, akan tetapi pada saat basic design di-review ulang oleh Direktorat Bina Teknik (Bintek), antara yang dibebaskan dengan basic design dan review Bintek sedikit berbeda. Sehingga ada beberapa trase yang berubah. Mungkin itu alasan pemerintahan jaman Belanda dahulu lebih memilih membangun Jalur Pantai Utara (pantura) dibandingkan Pantai Selatan (Pansela) dikarenakan kondisi topografinya.
Jalur Pansela diharapkan menjadi jalur alternatif yang menarik bagi para pengguna jalan yang akan menuju Jawa Timur. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pihaknya terus mempromosikan Jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak objek wisata.
Sepanjang Jalur Pansela Jatim tersebut terdapat beberapa pantai yang sangat indah dan belum diketahui oleh banyak orang, atau biasa dikenal dengan istilah permata tersembunyi (hidden gems). Di sepanjang jalur tersebut terdapat pantai Gemah, pantai Prigi, pantai Mutiara, pantai Pasir Putih dan lain-lain yang bisa dijadikan destinasi wisata bagi pengendara yang melewati Jalur Pantai Selatan Jawa Timur. Pemandangan pantai dan perbukitan yang disuguhkan menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan jalur Pantai Utara (Pantura) yang umum digunakan pengendara yang melintas di Pulau Jawa. (Rko)