Mengenal Lebih Dekat Terowongan Kembar Tol Cisumdawu
- 26 Sept 2023
- Berita/Umum
- 20256 viewed
Jakarta – Terowongan kembar (Twin Tunnel) di jalan tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat yang telah dibangun Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga melalui Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) merupakan terowongan pertama yang berada dijalan tol dan terpanjang di Indonesia dengan panjang 472 meter, dengan ruas panjang jalan tol Cisumdawu sepanjang 61, 6 Km.
Menurut Kepala BGTS Fahmi Aldiamar saat mengisi acara podcast Bincang Jalan dan Jembatan mengatakan, membangun terowongan ini sebagai shortcut jalan karena faktor topografi daerah yang memiliki pegunungan atau bukit. sehingga jika dibangun jalan menyusuri bukit akan terjal, sempit dan tepinya itu berupa tepi jurang, serta sangat beresiko bagi pengguna jalan dari segi kenyamanan dan keamanan.
Inovasi teknologi yang digunakan pada pembangunan terowongan ini menggunakan metode New Austrian Tunneling Metode (NATM) atau metode penggalian bertahap. “Metode ini adalah metode yang paling baik untuk kondisi matrial yang akan digali, jadi di Cisumdawu ini memang material yang akan kita gali adalah material vulkanik, dominan materialnya memang lebih mudah runtuh jika ada air, dan yang kedua memang akibat dari erupsi gunung berapi biasanya ada bongkahan-bongkahan batuan yang tercampur dimaterial tanah tersebut, jadi untuk metode lainnya hanya bisa digunakan pada kondisi homogen,” terang Fahmi.
Tantangan dari pembangunan terowongan ini yaitu ketidakstabilan lereng yang harus diatasi dengan cara perkuatan tanah (forepoling) yaitu sistem pipa yang dimasukkan ke dalam tanah yang digali membentuk setengah lingkaran dan diisi dengan grouting yaitu material pengisi beton dengan tujuan membuat suatu perkuatan di sekeliling terowongan, hal tersebut dilakukan secara berulang – ulang dengan panjang galian 60-80 cm.
Pembangunan terowongan Twin Tunnnel ini juga memperhitungkan dampak lingkungannya, “Terutama dari segi gangguan lingkungan, kita harus memotong alur air yang sebetulnya untuk kebutuhan warga bisa terputus, nah dengan terowongan ini kita bisa mengkondisikan daerah yang disekitarnya atau didaerah permukaannya tidak akan terganggu, mungkin hanya bagian inlet portal atau outlet akan ada konstruksinya, tapi bukit bagian atas tidak ada gangguan sama sekali,” tambah Fahmi.
Alasan terowongan Twin Tunnel dibangun dengan bentuk kembar yang terlihat indah karena terowongan ini membutuhkan enam lajur sehingga dibuat dua terowongan dengan dua arah yang berbeda, hal ini seperti di negara negera lain yang memaksimalkan tiga lajur untuk pembangunan terowongan. Sehingga jika dibuat satu area permukaan terowongan yang besar dengan kebutuhan enam lajur akan memiliki gangguan yang cukup besar dan beresiko terjadi keruntuhan pada saat pelaksanaan konstruksi maupun ketika setelah konstruksi.
Selain itu, terowongan ini pun dibentuk seperti bambu runcing, Konsep ini bertujuan untuk penyesuaian mata pengguna jalan terhadap transisi pencahayaan dari terang ke gelap, serta terdapat pencahayaan lampu khusus di bagian pintu masuk yang berwarna kuning, ditengah warna putih, dan saat keluar berwarna kuning. Dan disarankan pembangunan terowongan tidak dibangun mengikuti cahaya matahari terbit atau terbenam, karena sangat membahayakan pengemudi.
Terowongan ini didesign dengan umur 100 tahun, adanya jalan tol Cisumdawu dan terdapatnya terowongan Twin Tunnel ini telah memangkas perjalanan dari Bandung ke Dawuan, Kabupaten Subang menjadi hanya 45 – 60 menit. (fqn/rnd)