Konstruksi Jembatan Teluk Kendari Mulai Dilakukan
- 20 Agus 2016
- Berita/Umum
- 2241 viewed
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara resmi mulai dilakukan. Konstruksi jembatan tersebut ditandai dengan groundbreaking yang dilakukan Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaa Umum dan Perumahan Rakyat (Sekjen Kementerian PUPR) Taufik Widjoyono pada Jumat (19/8) di Kendari. Dalam melakukan groundbreaking tersebut, Taufik didampingi Direktur Pembangunan Jalan Achmad Ghani Ghazali Akman, Kasubdit Teknik Terowongan dan Jembatan Khusus Iwan Zarkasi, Kepala BPJN XIV Akhmad Cahyadi beserta Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam.
Kontrak Jembatan Teluk Kendari telah ditanda-tangani pada 29 November 2015. Melalui proses lelang dan seleksi yang ketat, penyedia jasa terpilih pada pekerjaan ini adalah dua BUMN yaitu PT. Pembangunan Perumahan dan PT. Nindya Karya, yang sudah berpengalaman dalam membangun jembatan sejenis. Taufik menyebutkan, nilai kontrak jembatan ini sebesar Rp. 729 miliar dengan pembiayaan APBN murni melalui skema multi years kontrak. Adapun waktu pelaksanaannya 1.095 hari kalender dengan waktu pemeliharaan 1.095 hari kalender.
Jembatan Teluk Kendari direncanakan untuk mendukung jaringan jalan nasional dengan menghubungkan lingkar kendari pada link Kota Lama dan Poasia. Dengan terhubungnya jalan lingkar ini diharapkan pembangunan di Kota Kendari semakin meningkat. Selain itu Jembatan Teluk Kendari juga direncanakan mendukung pengembangan pelabuhan Bungkutoko dan Kendari Newport yang ke depan akan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan keluar Kota Kendari maupun provinsi Sulawesi Tenggara dan menjadi penggerak perekonomian wilayah.
Lebih lanjut, Sekjen Kementerian PUPR mengatakan, konstruksi Jembatan Teluk Kendari sendiri berupa Jembatan cable stayed yang merupakan teknologi paling muktahir di bidang jembatan saat ini. Indonesia sudah mempunyai jembatan serupa di Batam, Suramadu, Pasupati, dan terakhir di Manado dan Ambon. Total panjang jembatan utama adalah 474 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter, lebih panjang dari Jembatan Merah Putih di Ambon dan dua kali Jembatan Soekarno di Manado.
Dalam rangka mendukung bergeraknya perekonomian daerah, Taufik mengungkapkan pihaknya mengusahakan sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya lokal yang ada. Sebagai contoh, beton yang digunakan pada jembatan ini merupakan beton khusus yang bersifat flow dan mass concrete. Bekerja sama dengan Direktorat Jembatan dan Pusjatan Kementerian PUPR, beton khusus tersebut menggunakan material lokal yaitu pasir dari Rumbia dan Morosi serta batuan dari Moramo yang dipilih khusus melalui serangkaian uji.
“Pada tahap persiapan jembatan ini, kami bekerja sama dengan Universitas Haluoleo Kendari dalam melakukan penyelidikan tanah. Sudah menjadi semangat kami bersama bahwa selain membangun fisik prasarana transportasi Jembatan ini juga membangun sumber daya di sekitar Kota Kendari,” sambungnya.
Ke depan dalam rangka menyukseskan pembangunan jembatan ini, Kementerian PUPR juga mengharapkan bantuan dan koordinasi yang baik dari segenap instansi pemerintah Prov Sultra dan Kota Kendari untuk menjaga agar jembatan tetap terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari nantinya merupakan bagian dari sistem jalan nasional yang ada di kendari. "Dua kecamatan yang dihubungkan ini kan ada jalan nasional yang melingkarinya, ini akan jadi satu sistem, "ujar Taufik Widjoyono
Ia juga berharap Jembatan Teluk Kendari dapat menjadi icon baru kota kendari. "Kalau ditata kawasan kaki jembatannya bisa untuk wisata dengan dijadikan lahan pubik, "ujarnya
Sementara Akhmad Cahyadi menuturkan, sebagai jembatan pendekat pada sisi Kota Lama dan Poasia akan dibangun jembatan pendekat berupa gelagar pratekan dengan total panjang berkisar 300 meter. Total panjang Jembatan Teluk Kendari ini secara keseluruhan yaitu 1.346 meter.
Pada perjalanannya diperlukan persiapan khusus dan matang agar pembangunan jembatan berjalan sesuai target mutu. Cahyadi mencontohkan, desain jembatan ini telah didiskusikan dengan panel ahli yang tergabung dalam Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Panel tersebut beranggotakan para professor, praktisi dan ahli di bidang jembatan bentang panjang. Melalui komisi tersebut, desain Jembatan Teluk Kendari dikaji ulang berdasarkan peraturan pembebanan terkini serta hasil pengukuran aktual. Seluruh aspek teknis dari tahap pembangunan maupun operasional dibahas dalam komisi tersebut untuk memastikan keamanan dan keselamatan jembatan.
Pada tahun 2016, telah dialokasikan dana APBN sebesar Rp. 225 miliar yang pada perjalanannya dioptimasi menjadi Rp. 145 miliar. Dana tersebut akan difokuskan pada penyelesaian fondasi seluruh jembatan. Pada tahun 2017, pekerjaan akan fokus pada pilar utama dan pada tahun 2018 akan dikerjakan lantai jembatan utama dan jembatan pendekat. (Kompu BM)