Jembatan Kaca Seruni Point Bromo Lakukan Uji Beban
- 15 Des 2022
- Berita/Umum
- 2212 viewed
PROBOLINGGO-BINA MARGA Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan uji beban (loading test) pada Jembatan Kaca Seruni Point (prototype) di area wisata Bromo, tepatnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (15/12/2022). Uji beban ini merupakan prosedur yang lazim dilakukan untuk menguji performa stuktur dan keamanan jembatan baru.
Fahmi Aldiamar, Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) mengatakan pihaknya akan menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 m dan 3 m ini. Salah satu instrumen yang digunakan yaitu Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia. Demi keamanan, loading test jembatan kaca ini dilakukan menggunakan karung berisi pasir seberat 70 Kg atau merepresentasikan berat satu orang dewasa. Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 cm.
Dalam loading test ini, tim BGTS hanya menggunakan total beban sebesar tujuh ton atau setara 100 orang. Fahmi menambahkan, bahwa berat tersebut hanya sepuluh persen dari kapasitas desain jembatan. “Pertama kita tes saat beban nol, kemudian lima puluh persen, seratus persen, turun lagi ke lima puluh persen, hingga kembali ke nol persen,” terang Fahmi saat ditanya metode pengukuran yang akan dilakukan.
Selain mengukur displacement menggunakan TS, loading test juga mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan yang dibangun melintasi jurang sedalam 80 meter ini. Untuk frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge untuk melihat regangan frame baja.
“Semakin kecil angka microstrain yang didapat, semakin bagus,” ujar Fahmi.
Fahmi juga mengatakan pihaknya sudah melakukan pengetesan kaca di laboratorium uji milik BGTS di Bandung, Jawa Barat. Lantai kaca yang diuji tersebut terdiri dari dua lapisan kaca dengan ketebalan masing-masing 12 mm dan direkatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.
“Kalau kaca pengujian sudah dilakukan di lab. Setiap segmen kaca, pecahnya di beban enam sampai tujuh ton,” pungkas Fahmi.
Ia menambahkan, kaca laminated tempered yang digunakan sudah sangat kuat. Saat terjadi kerusakan, tidak akan langsung pecah berkeping-keping namun pecahan berbentuk kubus-kubus kaca. “Kita sudah tes di lab. Meskipun kacanya retak masih bisa menahan beban tiga orang dewasa,” jelasnya.
Secara konstruksi, Jembatan Kaca Seruni Point dengan bentang sepanjang 120 meter ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki (Suspended Cable). Hanya saja jembatan kaca ini ditopang oleh enam kabel baja di masing-masing sisi bagian bawah. Konsekuensinya, deck jembatan kaca ini melandai kebawah. Berbeda dengan jembatan gantung pada umumnya yang memiliki dua kabel utama tertambat pada pylon dengan deck yang rata. (ian)