Flyover Madukoro Semarang Telah Fungsional
- 08 Agus 2024
- Berita/Umum
- 310 viewed
Semarang – Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – D.I. Yogyakarta telah memfungsionalkan Flyover (FO) Madukoro di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pembangunan FO ini dilatar belakangi karena adanya kemacetan pada jalan arteri yang menghubungkan Pantura Barat dan Pantura Timur.
Pejabat Pembuat Komitem (PPK) 1.6 Provinsi Jawa Tengah BBPJN Jawa Tengah – D.I.Y Novi Krisniawati saat ditemui di Flyover Madukoro pada Rabu (07/08/24) mengatakan, FO sepanjang 1.500 meter terdiri dari 220 m jembatan, 485 m oprit dan 795 m jalan pengarah tersebut sekaligus menjadi akses utama jalan arteri menuju Bandara Udara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Mas.
Novi menyampaikan, pelaksanaan pengerjaan FO tersebut berjalan dua tahun anggaran. Dimulai pada April 2023 hingga rampung dan telah beroperasi pada Mei 2024. “Untuk pembiayaan kita menggunakan anggaran pinjaman luar negeri (dana loan) dari World Bank, dan nilainya kurang lebih Rp.199 miliar,” jelas Novi.
Pada saat pembangunan Novi selaku PPK mengungkapkan, terdapat tantangan dan kendala dalam pembangunan ini, yaitu terdapat utilitas yang cukup banyak dan harus dipindahkan, antara lain fiber optic, lampu penerangan jalan, pipa gas serta pipa PDAM.
“Tetapi alhamdulillah dengan adanya koordinasi dengan stakeholder terkait, semuanya bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan schedule rencana awal,” ungkapnya.
Novi mengatakan lebih lanjut terkait teknologi khusus yang dipakai dalam pembangunan FO Madukoro ini yaitu menggunakan mortar busa yang dipakai di timbunan. “Teknologi khusus yang kita gunakan adalah mortar busa dibagian timbunan yang ada gambar wayang dan awan itu,” tambah Novi.
Pembangunan infrastruktur FO Madukoro ini memiliki banyak beautifikasi yang merupakan kearifan lokal dan menempel disekitar infrastruktur tersebut. Sehingga menambah keindahan infrastruktur dimana masing-masing ornamen memiliki makna tersendiri sesuai dengan adat dan budaya Kota Semarang.
Beautifikasi FO Madukoro tersebut antara lain Warak Ngendhog yang merupakan salah satu ikon Kota Semarang, ukiran Srikandi yang belajar memanah bersama Arjuna, ornamen gelombang pada sisi FO yang menggambarkan masyarakat Semarang memiliki toleransi yang tinggi. Kemudian pada sisi timbunan terdapat ukiran pandawa lima, dan pada sisi pagarnya terdapat ornamen burung Kepodang yang ada di Jawa Tengah dan memiliki warna keemasan yang menandakan bahwa masyarakat Kota Semarang memiliki keindahan dan keselarasan.
“Memang didalam beautifikasi FO Madukoro ini banyak ornamen-ornamen beautifikasi, antara lain Warak Ngendhog yang merupakan ikon Kota Semarang. Warak Ngendhog ini menunjukan terdiri dari tiga kebudayaan, yang pertama budaya Tioghoa ditandai dikepalanya seperti barongsai. Kemudian di badannya seperti buroq yaitu hewan yang ada di Arab, dan di empat kakinya menggambarkan masyarakat jawa yang digambarkan dengan kaki kambing,” terang Novi saat menjelaskan salah satu ornamen.
Novi mengharapkan, semoga dengan adanya FO Madukoro ini dapat meningkatkan perekonomian dan meningkatkan daya tarik pariwisata di Jawa Tengah, sehingga perekonomian masyarakat dan tingkat taraf hidup masyarakat semakin membaik.