Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan pada Rabu-Kamis (16/2). Dia mengunjungi lokasi pembangunan Elevated Road Segmen 1 di Kabupaten Maros. Proyek jalan yang seringkali disebut Jembatan Kelok Sembilan mini ini ditargetkan rampung pada tahun ini.

Elevated Road Segmen 1 mempunyai panjang 1,478 Km dengan jalan layangnya sepanjang 316 meter.  Jalan yang akan menghubungkan Maros menuju Lintas Tengah dan Lintas Timur Sulawesi tersebut dibangun dengan skema tahun jamak tahun 2015-2017 senilai Rp 167,68 miliar. Arie mengusulkan ada perubahan dalam pembangunannya.

“Saya minta apakah memungkinkan dibangun dengan sistem kombinasi terowongan (tidak hanya jalan layang) karena hal tersebut akan mengurangi kerusakan lingkungannya serta masalah sosial akan lebih rendah,” sambungnya.

Jalan ini dibangun diatas lapisan tanah karst sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam konstruksinya. Untuk ini menurut Arie, proyek ini merupakan sarana belajar khususnya bagi para engineer muda Ditjen Bina Marga. Hal tersebut diamini oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XIII Bastian Sihombing.

“Ini bisa disebut mini Kelok Sembilan (Jembatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat), tempat belajar yang muda-muda. Kondisi geologisnya memiliki tantangan tersendiri,” ungkap Bastian.

Proyek pembangunan elevated road segmen 1 bertujuan untuk mengurangi kondisi tanjakan dan tikungan serta kondisi jalan yang sempit. Diharapkan keberadaannya akan mendukung transportasi logistik nasional menuju lintas tengah dan lintas timur Sulawesi yang merupakan jalan Maros-Watampone sebagai jalur penghubung.

“Progres yang saya lihat baik, semua masih sesuai jadwal. Optimis bisa selesai tepat waktu,” sebut Dirjen Bina Marga. Selain mengunjungi elevated road segmen 1, Arie juga mendatangi lokasi proyek underpass simpang mandai, jalan dan jembatan bypass maminasata serta middle ring road. (Kompu BM)