Berita

Beranda Berita Bangun Konektivitas, Pondasi Menuju Indonesia Emas
Beranda Berita Bangun Konektivitas, Pondasi Menuju Indonesia Emas

Bangun Konektivitas, Pondasi Menuju Indonesia Emas

  •  04 Sept 2024
  • Berita/Umum
  • 68 viewed
Foto: Bangun Konektivitas, Pondasi Menuju Indonesia Emas

Jakarta – Pemerintah menilai, pembangunan infrastruktur yang dilakukan 10 tahun terakhir merupakan Upaya pemenuhan kebutuhan dasar serta sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Ini adalah pondasi yang penting untuk disiapkan bila Indonesia mengarahkan pembangunan menuju Indonesia emas 2045. Sehingga infrastruktur merupakan sebuah keniscayaan untuk negara maju. 

 

Hal tersebut diungkap oleh Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Industri, Teknologi, dan Lingkungan serta sekaligus jurubicara Kementerian PUPR, Endra S Admawidjaja dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang bertema ‘Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur’ pada Senin (02/09/20204) di Jakarta.

 

“Kalau kita lihat, yang kita lakukan bukan buat gagah-gagahan, bukan sebuah ambisi yang besar. Kita membangun infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan. Kita tampak membangun banyak, tapi sebetulnya belum cukup banyak jika kita bandingkan dengan negara lain yang masuk dalam kategori negara maju. Kita masih perlu bangun banyak lagi infrastruktur,” ujar Endra.

 

Dirinya menambahkan, di bidang konektivitas, jalan nasional bertambah sepanjang 6.000 kilometer yang kondisinya bagus, yakni diaspal dan kondisi kemantapannya di atas 95 persen.“6.000 kilometer itu terutama di Trans Papua, perbatasan Papua, perbatasan Kalimantan, perbatasan NTT, dan di lintas selatan Jawa. Itu jalan baru yang dimaksudkan untuk membangun konektivitas,” sambungnya.

 

Untuk jalan tol, pemerintah terus melakukan penambahan jalan tol baru dan jaringan jalan tol, baik di kota metropolitan maupun di sistem regional. Hasilnya, Tol Trans Jawa sudah terhubung, sementara Trans Sumatera sekitar 850 kilometer jalan tolnya sudah fungsional. 

 

“Total tambahan jalan tol baru mencapai 2.700 kilometer kalau kita hitung sampai tahun 2024 akhir. Kalau sampai sekarang kira-kira 2.200 kilometer sudah beroperasi jalan tol baru. Ini tiga kali lipat dari keberadaan jalan tol operasional yang sudah ada hingga tahun 2014,” terangnya.

 

Tambahan ruas jalan tol ini melengkapi struktur jaringan jalan sehingga Indonesia menjadi lebih kompetitif, efisien, berdaya saing, dan memudahkan masyarakat. Keberadaan jalan tol di Kota Metropolitan memberikan pilihan bagi masyarakat, sehingga bagi mereka yang membutuhkan waktu tempuh yang cepat dapat memilih melewati jalan tol. 

 

“Dulu kita sering mendengar banyak antrean truk atau kendaraan logistik menuju ke Pelabuhan. Namun saat ini kita sudah tidak mendengar lagi hal-hal semacam itu, karena pelabuhan besar di Indonesia sudah terkoneksi dengan jalan tol seperti di Jakarta, Surabaya, Semarang, maupun Makassar. Sehingga dari sisi daya saing dan logistik kita sudah berkembang,” ungkapnya.

 

Pemerintah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tidak hanya membangun di pusat-pusat pertumbuhan yang menjadi tumpuan untuk menggerakan ekonomi, namun juga membangun di kawasan-kawasan perbatasan, pulau-pulau terluar, pulau-pulau terisolir, dan terpencil.

 

“Kita (pemerintah) mencoba memberikan akses yang sama dengan tempat-tempat lain untuk keadilan, sehingga semua masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan,” tutup Endra. (gir)