Akhir 2017, Pansela Ruas Jateng-Jogja Tersambung
- 30 Sept 2016
- Berita/Umum
- 523 viewed
Jalan Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa di Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditargetkan tembus pada akhir 2017. Saat ini Lintas Pansela yang sudah terbangun dan tersambung secara penuh baru pada Banten dan Jawa Barat (Jabar).
“Tahun 2017, kita targetkan Jateng dan DIY tembus sepenuhnya. Sebenarnya secara fungsi Pansela di kedua provinsi tersebut sudah tersambung, namun memang sebagian masih harus menggunakan jalan-jalan non nasional,” ungkap Direktur Pengembangan Jaringan Jalan (PJJ) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Rachman Arief kepada para wartawan di Jakarta pada Jumat (30/9).
Arief menyebutkan, karena kondisi di lapangan jalan Pansela di Jateng dan DIY sudah terhubung secara fungsi, maka penanganan yang dilakukan Ditjen Bina Marga berupa realinyemen. Hal tersebut berbeda dengan penanganan Pansela di ruas Jawa Timur (Jatim) yang merupakan konstruksi jalan baru, karena kondisinya memang belum ada jalannya.
Pada tahun depan, untuk penanganan Pansela dengan panjang total 1.602,99 Km dialokasikan dana senilai Rp650 miliar. Direktur PJJ menerangkan, sebagian dana tersebut memang difokuskan untuk Jateng dan DIY demi merealisasikan tersambungnya pada akhir 2017. Setelah tersambung hingga DIY, pada 2018, Ditjen Bina Marga baru akan fokus pada penanganan di Jatim.
Hingga saat ini, dari 1.602,99 Km jalan Pansela, 425,17 Km diantaranya belum tembus. Pansela untuk ruas di Banten (175,13 Km), Jabar (417,4 Km) seluruhnya sudah tembus. Sedangkan untuk Jateng dari 211,95 Km jalan yang ada, 138,58 Km diantaranya belum tembus. Begitu pula untuk DIY dari 121,69 Km Pansela, 65,79 Km belum tembus dan Jatim dari 676,82 Km jalan yang ada, 380,92 Km belum tembus.
Selain menggunakan alokasi Rupiah Murni dari APBN, pembangunan jalan Pansela direncanakan juga menggunakan dana pinjaman Islamic Development Bank (IDB). Rencana pembangunan Pansela Jawa telah tercantum dalam Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri-Jangka Menengah (DRPLN-JM/Blue Book) 2015-2019 dengan judul kegiatan Construction Development of Trans South-South Java.
“Pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan membutuhkan dana pinjaman sebesar USD 250 juta melalui IDB,” ungkap Arief.
Dia melanjutkan, Ditjen Bina Marga telah mengurus administrasi persuratan pinjaman tersebut kepada Bappenas pada 9 September 2016. Bila proses berjalan lancar diharapkan pinjaman IDB tersebut sudah menjadi green book (proyek dinyatakan siap dan memenuhi kriteria) pada Oktober dan board dari IDB akan datang pada November mendatang.
“Setelah itu proses akan berlangsung tiga sampai empat bulan, diharapkan pinjaman akan efektif pada bulan April,” imbuhnya.
Ruas jalan Pansela yang akan ditangani melalui pinjaman IDB diantaranya yaitu Batas Jabar-Patimuan-Tambakreja-Bantarsari (10,5 Km), Jladri-Tambakmulyo (4,5 Km), Jembatan Kretek 2 (0,55 Km), Legundi-Panjan (4,7 Km), Jerukwudel-Baran-Duwet (7 Km) dan Munjungan-Prigi-Batas Tulungagung (27,46 Km).
Turut dibangun Batas Tulungagung-Serang (31,34 Km), Serang-Batas Malang (33,68 Km), Jarit-Puger (25,1 Km) serta Puger-Sumberejo (14 Km). Direktur PJJ menerangkan, Pansela merupakan salah satu program strategis nasional yang pencanangannya dilakukan sejak 2004. Pembangunannya dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan pendapatan per kapita antara wilayah Jawa bagian utara, tengah dan selatan.
Penyelesaian jalan lintas tersebut menjadi prioritas penanganan jalan sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Strategis Ditjen Bina Marga 2015-2019. Arif mengatakan, tujuan dengan dibangunnya Pansela pemerataan kesejahteraan masyarakat wilayah selatan Jawa sehingga mampu mengejar ketertinggalan dengan wilayah lain.
“Selain itu juga untuk meningkatkan aksesibilitas daerah-daerah terpencil, membuka peluang bagi pengembangan kegiatan ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam juga potensi obyek wisata,” sebutnya. (Kompu BM)