Peresmian Jembatan Leta Oar Ralan, Mendekatkan Ketertinggalan
- 11 Jan 2019
- Berita/Umum
- 1305 viewed
Saumlaki - Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono yang di dampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani meresmikan Jembatan Leta Oar Ralan yang sebelumnya bernama Jembatan Wear Arafura di Tanimbar Kebupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) Kepulauan Yamdena pada Kamis, 10 Januari 2019 (10/01). Turut mendampingin dalam acara peresmian tersebut Gubernur Maluku Said Assegaf, Bupati Maluku tenggara Barat Petrus Fatlolon, Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Agustinus Utuwaly, Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Iwan Zarkasi, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVI Ambon Satrio Sugeng.
Acara pertama di buka dengan sambutan dari Bupati Maluku Tenggara Barat Petrus Fatlolon dan Sambutan Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani. Acara dilanjutkan dengan penekanan tombol sirine tanda peresmian dan penandatanganan prasasti yang di lakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Jembatan Leta Oar Ralan merupakan jembatan penghubung dari pulau Yamdena menuju Pulau Larat. Sebelum nya dari Pulau Larat menuju Pulau Yamdena menggunakan transportasi air (perahu) dan dilanjut perjalanan darat yang kira-kira memakan waktu perjalan hingga 12 jam. Namun, dengan adanya jembatan ini masyarakat yang melakukan perjalanan hanya dengan kedaraan darat maupun berjalan kaki adapun durasi tempuh jauh lebih singkat dan dapat meminimalisir risiko laut yang cuacanya tidak dapat diprediksi.
Total panjang jembatan dan jalan penghubung 322,80 km dengan lebar 10 meter. Pembangunan Jembatan Leta Oar Ralan yang dilaksanakan dari tahun 2016-2018 (multi-years contract) menggunakan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 123,07 M.
Menurut Direktur Jembatan, Iwan Zarkasi mengatakan sesuai dengan harapan masyarakat jembatan ini bisa mendistribusikan barang dan jasa termasuk segala sesuatunya kalau orang sakit dapat segera dimobilisasi.
Adapun kendala khusus yang dilakukan pada pembangunan jembatan ini salah satunya adalah alat untuk pemanacangan yang kapasitasnya cukup berat dan Kemudian alat untuk erection dengan menggunakan launcher yang terbatas dengan udara yang terbuka ini, memerlukan perlakuan khusus terhadap angin dengan kecepatannya cukup tinggi seperti pada Jembatan Leta Oar Ralan yang mendekati 8-15 km/jam.
Dengan demikian perlu adanya perlakuan khusus dan pembiasaan pada masyarakat Maluku Tenggara Barat dan jembatan ini juga di harapkan meningkatkan perekonomian dengan kemudahan mobilisasi distribusi barang dan jasa tidak hanya anatar wilayah, nantinya dapat berupa anatar kota bahkan hingga Luar Negeri. (KompuBM)