Berita

Beranda Berita Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Sebagai Ujung Tombak Konektivitas Antar Desa di Seluruh Indonesia
Beranda Berita Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Sebagai Ujung Tombak Konektivitas Antar Desa di Seluruh Indonesia

Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Sebagai Ujung Tombak Konektivitas Antar Desa di Seluruh Indonesia

  •  19 Okt 2018
  • Berita/Umum
  • 797 viewed
Foto: Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Sebagai Ujung Tombak Konektivitas Antar Desa di Seluruh Indonesia

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penyelesaian pembangunan jembatan gantung yang dibangun sebagai ujung tombak konektivitas setiap desa-desa yang ada di seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini juga merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan akses penghubung antar-desa, sekaligus memberikan dorongan terhadap perkembangan ekonomi di pedesaan.

Pembangunan jembatan gantung merupakan salah satu implementasi Nawacita ketiga Presiden Jokowi yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sehingga, nantinya akan memperkuat wilayah pedesaan maupun kawasan terpencil yang dipisahkan oleh kondisi alam yang seperti sungai, lereng, bukit, ataupun jurang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan dan kehadirannya disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. "Dapat dipastikan material yang digunakan dalam pembangunan jembatan gantung merupakan material produksi dalam negeri," kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Bina Marga, Sugiyartanto mengatakan kehadiran pembangunan jembatan gantung selain bermanfaat dalam hal konektivitas di setiap wilayah pedalaman suatu desa, juga akan memangkas waktu tempuh masyarakat yang beraktivitas.

"Nantinya warga di suatu desa tidak perlu memutar dengan jalan yang cukup jauh untuk menyebrangi antar wilayah yang ingin di tuju. Sehingga kita pahami betul kebutuhan masyarakat desa," kata Sugiyartanto saat menggelar Diskusi Pembangunan Jembatan Gantung dengan rekan media, di Kementerian PUPR, Selasa, (17/10/18).

Sugiyartanto menambahkan semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan jembatan gantung yang memiliki manfaat besar  masyarakat desa, banyak stakeholder seperti Kementerian/Lembagai dan LSM yang turut serta mendukung Kementerian PUPR untuk membangun di wilayah lain yang belum terjangkau keberadaan jembatan gantung. "Hal ini juga memberikan kemudahan akses fasilitas umum yang dibutuhkan seperti akses menuju puskesmas, sekolah, dan tempat ibadah. Kami terus tingkatkan nilai konektivitas, aksesibilitas, juga mobilitas antar wilayah," tambahnya.

Tahun 2018, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga melakukan pembangunan 134 jembatan gantung dengan panjang antara 42 m - 120 m, yang tersebar di Provinsi Aceh 3 unit, Sumatera Barat 6 unit, Sumatera Selatan 2 unit, Sumatera Utara 7 unit, Banten 30 unit, Jawa Tengah 9 unit, Jawa Timur 12 unit, Jawa Barat 23 unit, DIY 3 unit, Nusa Tenggara Timur 4 unit, Riau 2 unit, Jambi 4 unit.

Kemudian pada provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 4 unit, Kalimantan Timur 1 unit, Kalimantan Barat 4 unit, Sulawesi Tenggara 2 unit, Sulawesi Utara 4 unit, Sulawesi Tengah 2 unit, Sulawesi Selatan 8 unit, dan Papua 4 unit. Ditargetkan 50 unit akan rampung bulan November 2018, sementara 84 lainnya pada Desember 2018. Anggaran untuk pembangunan 134 jembatan gantung tahun 2018 sebesar Rp 770,5 miliar.

Tahun 2015, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 10 unit jembatan gantung, tahun 2016 telah dibangun 7 unit jembatan gantung, dan 2017 telah dibangun sebanyak 13 unit jembatan gantung yang masing-masing tersebar di beberapa wilayah di seluruh Indonesia. Pada tahun 2019 mendatang, Kementerian PUPR berencana membangun sebanyak 200 jembatan gantung dengan anggaran sebesar Rp. 833 miliar.

Pembangunan jembatan gantung diterapkan dengan menggunakan perancangan desain yang matang, mulai dari pemilihan material serta penerapan teknologi yang berkualitas. Penggunaan material jembatan gantung seperti material baja, kabel, dan baut juga menggunakan produk lokal dalam negeri yang dibuat di Indonesia.

(Biro Komunikasi Publik)