Jelang Mudik Lebaran, Jalan Nasional di Madura dalam Kondisi Baik
- 14 Mei 2019
- Berita/Umum
- 853 viewed
Kondisi jalan nasional di pulau Madura, Jawa Timur dinyatakan siap menghadapi arus mudik lebaran. Pada saat peninjauan lapangan oleh tim Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga pada pekan lalu, jalan nasional di pulau penghasil garam tersebut dalam kondisi cukup baik.
“ Kami bergerak dari Surabaya menuju timur hingga ke Sumenep, relatif aman, hanya kerusakan minor berupa keausan jalan, namun bisa segera ditangani sebelum tibanya arus mudik,” ungkap Kepala Subdirektorat Jalan Perkotaan, Ditjen Bina Marga, Bambang Nurhadi yang bertindak selaku ketua tim rombongan dalam peninjauan tersebut.
Berdasarkan pengamatan tim, lokasi yang diprediksi menjadi titik kemacetan antara lain adalah lokasi pasar tumpah yang tersebar mulai Pamekasan hingga Sumenep diantaranya adalah pasar Camplong, pasar Tanjung, pasar Keppo, pasar Prenduan, pasar Kapedi, pasar Bluto, pasar Sumenep dan pasar Marengan.
Selain itu, Ditjen Bina Marga juga memperingatkan adanya dua lokasi rawan banjir yaitu masing-masing di Sampang akibat luapan sungai Gunungeleh dan Palenggiyan serta di Sumenep akibat tidak berfungsi maksimal saluran karena tersumbat dan dimensi saluran yang perlu diperbesar.
Sama seperti di wilayah lainnya, di Madura juga didirikan Posko Siaga Arus Mudik Lebaran oleh Ditjen Bina Marga antara lain di jalan Trunojoyo (Km 112+000), Pamekasan. Sedangkan lokasi peralatan berat yang siaga ada di jalan Kemuning No. 07 (Km 112+500), Pamekasan. Posko tersebut selain disiagakan alat berat dan petugas, juga dilengkapi material yang dapat digunakan pada kondisi darurat.
“Namun di Madura, budayanya yang lebih ramai adalah saat Idul Adha dibandingkan pada saat Idul Fitri,” sebut Bambang.
Tim peninjauan lapangan, juga sempat mengamati kondisi ruas jalan mulai dari Surabaya hingga Babat. Saat ini diruas tersebut sedang berjalan paket presevasi jalan melalui long segment. Penanganan jalan di lokasi teresebut menemui tantangan padatnya lalu lintas yang didominasi truk-truk serta waktu pekerjaan yang relatif singkat hanya di malam hari.
Berdasarkan pemantauan tim, sebagian kerusakan berupa jembulan berada dekat median jalan. Bambang menjelaskan, kondisi tersebut karena memang truk-truk dengan beban berat ketika melintas lebih senang menggunakan lajur kanan yang dekat dengan median jalan. Hal itu untuk menghindari benturan dengan sepeda motor maupun kendaran umum seperti angkot.
“Pekerjaan terus berjalan dalam rangka persiapan, ada overlay (tebal lapis tambah aspal), ada grade raising (peninggian elevasi permukaan jalan) maupun penanganan drainase untuk alirkan air. Walau mudah-mudhan kondisi jalan akan aman, kami juga antisipasi atau waspada terhadap anomali cuaca berupa curah hujan yang tinggi,” sebut Bambang.