Hindari Alih Fungsi Lahan Persawahan, Jalan Akses Patimban Dibangun Layang
- 07 Nov 2018
- Berita/Umum
- 1069 viewed
Konstruksi jalan akses pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat (Jabar) dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan sekitar. Untuk menghindari alih fungsi lahan persawahan di sekitar jalan akses tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memilih teknik konstruksi tiang pancang pile slab (layang).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pile slab tersebut sebenarnya merupakan teknik konstruksi yang biasa saja dan sudah banyak dikerjakan di tempat lainnya. Dia mengatakan, namun ketinggian tiang pancang nantinya tidak akan setinggi fly over pada umumnya. Ketinggian pile slab jalan akses pelabuhan Patimban akan 3-4 meter saja.
“Tidak terlalu tinggi, (tujuannya) untuk amankan sawah, contohnya tol Cengkareng arah Bandara. karena jika jalan yang biasa at grade, maka masyarakat akan mudah merubah sawahnya untuk kemudian menjadi alih fungsi sawah nanti dibangun rumah, dibangun warung,” terang Basuki saat meninjau lokasi pembangunan jalan akses Patimban pada Selasa (6/11). Turut mendampingi yaitu Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Sugiyartanto dan Direktur Jembatan Iwan Zarkasi.
Untuk saat ini, menurut Basuki sedang dilakukan pengujian kedalaman untuk tiang pancang pile slab yang dibuat. Sementara ini, kedalaman tiang pancang tersebut berkisar 22-30 meter yang pemanfaatannya nanti tergantung kerapatan/kepadatan tanah lokasinya. Jalan akses pelabuhan Patimbang dibangun sepanjang 8,2 km dengan dana konstruksi Rp1,127 triliun yang berasal dari pinjaman Pemerintah Jepang.
Pembangunan jalan akses pelabuhan Patimban ditargetkan rampung pada akhir tahun 2019. Paket pekerjaan jalan akses sepanjang 8,2 Km tersebut sudah ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Jabar Ditjen Bina Marga pada Agustus lalu di Jakarta. Kontraktor pelaksana adalah Shimizu Corporation bersama PT Bangun Cipta Kontraktor dan PT Pembangunan Perumahan (PP).
Pelabuhan Patimban akan menjadi Pelabuhan Kontainer terbesar kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Keberadaan Pelabuhan beserta jalan aksesnya di Jabar tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekspor dan menekan biaya logistik industri nasional.
Terkait pembebasan lahan, meskipun belum rampung seluruhnya, Menteri PUPR menyakini hal tersebut dapat segera terselesaikan. Sekarang ini sudah ada sepanjang 4 km yang berhasil dibebaskan dengan lebar 30 meter. Kebutuhan lebar tanah memang mencapai 40 meter, namun dengan kondisi sekarang lahan tersebut juga sudah bisa dilakukan pembersihan lahan (land clearing).
“4 Km lainnya yang di harbor area, ada 24 meter lebarnya yang sudah bebas, juga sudah bisa land clearing sampai batas pelabuhan di Km 8. Pembebasan lahan memang ditangani oleh Kementerian Perhubungan dan LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara). Kami (PUPR) hanya diminta membangun jalan aksesnya,” sambungnya.
Sebagai informasi jalan akses tersebut akan menghubungkan pelabuhan Patimban ke jalan Pantura di Subang. Kedepannya, Pemerintah juga berencana membangun jalan tol menuju Pelabuhan Patimban yang terhubung dengan jalan tol Cikopo-Palimanan. Basuki menuturkan, PT Jasa Marga dengan dibantu Japan Bank for International Cooperation (JBIC) saat ini tengah menjajaki kemungkinan kerjasama untuk pembangunan jalan tol tersebut.
“Masih dibicarakan bentuk financingnya, belum tahu akan bagaimana, ini investasi swasta. Penlok (penentuan lokasi jalan tol) juga belum diajukan ke Gubernur Jabar,” pungkasnya. (KOMPU BM)