DIRESMIKAN, FO MADUKORO PANGKAS 38% BIAYA OPERASI ANGKUTAN
- 12 Des 2024
- Berita/Umum
- 64 viewed
BINA MARGA – SEMARANG Direktur Jenderal Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra mengatakan Flyover Madukoro sepanjang 221 meter yang terletak di Jalan Arteri Yos Sudarso, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah mampu mengurangi biaya operasi angkutan angkutan barang dan jasa.
Hal tersebut merupakan salah satu manfaat pembangunan infrastruktur di wilayah Pantai Utara Jawa, khususnya di kawasan Semarang. FO Madukoro senilai Rp. 199 miliar baru saja diresmikan pada Rabu (11/12/2024) oleh Presiden Prabowo, diprediksi akan mengurangi Biaya Operasi Kendaraan (BOK) sebesar 38 persen perjamnya.
Dirjen Bina Marga menjelaskan bahwa sebelum FO Madukoro dibangun, kajian awal menunjukkan biaya operasional kendaraan di ruas Jalan Arteri Yos Sudarso mencapai Rp. 193.000 tiap Jamnya. Lalu setelah FO Madukoro fungsional, angka tersebut terpangkas jauh menjadi Rp. 74.000 per jam. Dengan kata lain terdapat penghematan secara signifikan Rp. 119.000 per jamnya.
Menilik Pedoman Konstruksi dan Bangunan Departemen Pekerjaan Umum, Pd T-15-2005-B, definisi BOK adalah biaya total yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kendaraan pada suatu kondisi lalu lintas dan jalan untuk suatu jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh.
BOK terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya tidak tetap (variable cost atau running cost) dan biaya tetap (standing cost atau fixed cost). Biaya tidak tetap komponen-komponennya antara lain adalah: biaya konsumsi bahan bakar, biaya oli, biaya Konsumsi suku cadang, biaya upah tenaga pemeliharaan, dan biaya ban. Sedangkan biaya tetap komponen-komponennya antara lain adalah biaya depresiasi kendaraan, biaya awak kendaraan, biaya bunga, dan biaya overhead.
Hematnya, Rachman Arief menyimpulkan Kehadiran FO Madukoro menjadi solusi kemacetan di Simpang Arteri (Madukoro) pada jalur vital Pantai Utara atau Pantura termasuk ke arah Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Mas. Lebih jauh, bermanfaat mengurangi kerugian karena inefisiensi biaya tetap dan tidak tetap pada kendaraan.
“Dulu disini sering terjadi kemacetan bahkan hingga 400 meter. Seperti kita lihat, jalur ini dilewati kendaraan truk-truk peti kemas, bus, mobil pribadi, hingga roda dua. FO ini meningkatkan efisiensi biaya transportasi sehingga kerugian BBM, oli, dan semacamnya akibat kemacetan bisa diminimalisir karena sudah lebih lancar,” terangnya.
Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan rasa syukur karena pembangunan flyover ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan, baik dari segi pengurangan kemacetan maupun efisiensi biaya. "Alhamdulillah semua target awal pembangunan flyover ini untuk mengatasi kemacetan dan efisiensi biaya dapat kami kerjakan. Sejak Mei 2024 sudah mulai digunakan masyarakat," ujar Menteri Dody.
Selanjutnya, Presiden Prabowo menyatakan apreasiasinya terhadap peran strategis Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Tak lupa presiden berpesan agar semua pembangunan yang dilakukan memiliki spesifikasi dan kualitas yang baik.
“Berilah yang terbaik sehingga kemampuan negara dan bangsa sebesar-besarnya bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat kita,” pungkas presiden saat kali pertama mersemikan infrastruktur PU.
Turut hadir dalam peresemian, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. (ian)