BINA MARGA RAMPUNGKAN DUA PROYEK DI JALUR PANTURA BANTEN
- 03 Okt 2024
- Berita/Umum
- 166 viewed
BINA MARGA (TANGERANG) – Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baru-baru ini merampungkan pembangunan Over Pass (OP) Balaraja Barat B dan rehabilitasi Fly Over (FO) Cibodas, Provinsi Banten.
OP Balaraja Barat B dan FO Cibodas memiliki sejumlah peran penting diantaranya mendukung konektivitas Jalan Nasional Kota Tangerang dengan Kota Serang, mobilitas masyarakat, dan akses kawasan industri. Lebih jauh lagi, mereka juga termasuk dalam jaringan jalan Pantai Utara Jawa atau Pantura yang terhubung hingga Pelabuhan Merak.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK 1.5) Provinsi Banten, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten, Rahmat Donal mengatakan bahwa kontraktual pekerjaan OP Balaraja Barat B dan FO Cibodas sama-sama dimulai 4 Agustus 2023 dan rampung pada 26 September 2024 lalu. “Pekerjaan OP Balaraja Barat dan FO Cibodas ini berada dalam satu paket dengan nilai kontrak sebesar Rp. 100,3 Miliar,” jelas Donal pada Kamis (3/10/2024).
Ia menambahkan bahwa berdasarkan kajian beban lalu lintas yang dilakukan BPJN Banten, OP Balaraja Barat sudah tidak mampu menampung lalu lintas yang semakin tinggi. Apalagi kondisi tersebut diperburuk oleh penyempitan jalan atau bottle neck akibat OP Balaraja Barat kala itu selebar 7 Meter, bersanding dengan Jalan Raya Serang yang lebih lebar, yaitu 14 Meter.
Nomenklatur OP Balaraja Barat B berasal dari duplikasi (penggandaan) OP Balaraja Barat eksisting (sekarang OP Balaraja Barat A). Hal ini meningkatan kapasitas OP dari satu jalur dengan dua lajur menjadi dua jalur dengan empat lajur. OP sepanjang 60 Meter ini dibangun melintasi Tol Tangerang Merak pada Km 39+400 dan terhubung dengan Gerbang Tol Balaraja Barat.
Dari informasi yang dihimpun, OP Balaraja Barat B dibangun menggunakan konstruksi jembatan bentang tunggal dari baja Box Girder, abutmen blok beton modular, serta timbunan tanah pilihan. OP Balaraja Barat B dibangun dengan anggaran sebesar Rp. 43,7 Milyar yang terdiri dari total penanganan 475 Meter (termasuk oprit) dengan lebar 11,5 Meter.
Sumino (52), supir bus Garuda Mas jurusan Tangerang – Cepu, mengatakan OP Balaraja Barat B sangat membantu mengurangi kemacetan. Ia mengenang, pada jam-jam sibuk pagi dan sore selalu terjadi kemacetan. Bahkan saat Ia hendak berangkat menuju Cepu pada tengah hari, tetap terjadi kemacetan akibat angkutan umum yang mengetem menyebabkan jalan semakin sempit.
“Kalau dulu macetnya bisa sampai gerbang masuk bahkan gerbang keluar tol (Balaraja Barat). Saya menyambut positif kerja Kementerian PUPR ini, dulu selalu macet, sekarang ketemu solusinya. Mudah-mudahan di tempat-tempat lain bisa dibikin seperti ini,” ujar Sumino yang telah 15 tahun menjadi supir bus di area Balaraja.
Selanjutnya, pada rehabilitasi FO Cibodas, PPK 1.5 melakukan penggantian Oprit jembatan dari yang semula berupa material Timbunan Pilihan menjadi Mortar Busa. Mortar Busa merupakan optimalisasi penggunaan busa atau foam dengan campuran pasir, semen dan air (mortar) berkekuatan tinggi sehingga ideal menjadi dasar atau perkerasan jalan pada tanah lunak. Pengerjaan Mortar Busa relatif lebih cepat, lebih murah, dan memiliki ketahanan yang lebih lama dari beton konvensional. Dengan kata lain penggunaan Mortar Busa akan memperpanjang ketahanan struktur FO Cibodas ini.
Selain itu, rehabilitasi FO Cibodas juga mencakup pekerjaan minor berupa beutifikasi dinding oprit dengan pengecatan motif Awi Koneng. Motif tersebut dipilih sesuai nilai kearifan lokal Kota Tangerang.
Adapun tantangan selama masa pengerjaan rehabilitasi FO Cibodas, yaitu cakupan panjang pekerjaan 450 meter dan lebar 14 meter mengharuskan penutupan total akses FO Cibodas selama 14 bulan. Operasionalisasi lalu lintas kendaraan kecil hingga berat kemudian dialihkan ke jalan di kolong FO.
Tantangan berikutnya, selama masa proyek, PPK 1.5 dan penyedia Jasa KSO PT. Kadi International – PT. Bumi Marga Konstruksi (KSO KADII – BUMAKS) berpacu mengantisipasi datangnya banjir rutin di jalur bawah akibat meluapnya Kali Sabi. Dari pantauan lapangan, kondisi Kali Sabi telah mengalami pendangkalan dan penyempitan sehingga permukaan air sangat dekat dengan deck bawah jembatan eksisting. Hujan setempat atau air kiriman dengan mudah menyebabkan banjir.
“Fungsi lain dari FO Cibodas ini memang untuk mengantisipasi banjir akibat luapan Kali Sabi. Ketika terjadi banjir besar tahunan, jalan nasional ini bisa terputus selama satu minggu,” kenang Donal.
Donal dua proyek ini mampu meningkatkan kenyamanan penggunan jalan dan memperlancar arus barang dan jasa. (ian)