Konstruksi Jalan Akses Pelabuhan Patimban Selesai Akhir 2019
- 18 Agus 2018
- Berita/Umum
- 956 viewed
Pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban, Jawa Barat (Jabar) ditargetkan rampung pada akhir tahun 2019. Paket pekerjaan jalan akses sepanjang 8,2 Km tersebut ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Jabar Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga dengan kontraktor Shimizu Corporation bersama PT Bangun Cipta Kontraktor di Jakarta, Selasa (14/8).
Pelabuhan Patimban dibangun dengan tujuan untuk dapat berbagi beban layanan dengan Pelabuhan Tanjung Priok yang dinilai sudah sangat tinggi. Konstruksi jalan akses menggunakan dana pinjaman Pemerintah Jepang senilai Rp1,127 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Sugiyartanto mengatakan, jalan akses pelabuhan tersebut sebagian besar akan bersifat layang (elevated).
“Pemilihan model elevated, karena jalan akses dibangun pada tanah lunak. Jalan ini nantinya akan tersambung dengan jalan Pantura,” sebut Sugi usai menyaksikan penandatanganan paket kontrak.
Pada kesempatan yang sama juga diteken paket pengawasan supervisi pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban senilai Rp63,51 miliar dengan konsultan Katahira & Engineer International kerjasama dengan Nippon Engineering Consultant berasosiasi dengan PT Perentjana Djaja, PT Sarana Multi Daya, PT Parama Karya Mandiri, PT Mekaro Daya Mandiri dan PT Maratama Cipta Mandiri.
Turut hadir dalam acara tersebut, Dirjen Perhubungan Laut Agus H. Purnomo, Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Iwa Karniwa dan perwakilan Duta Besar Jepang bidang Ekonomi Takada Mari. Sedangkan pimpinan Ditjen Bina Marga yang hadir adalah Sekretaris Ditjen Bina Marga, Soebagiono, Direktur Pembangunan Jalan Herry Marzuki, Direktur Preservasi Jalan Atyanto Busono, Direktur Jembatan Iwan Zarkasi serta Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI Hari Suko.
Pelabuhan Patimban akan menjadi Pelabuhan Kontainer terbesar kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Keberadaan Pelabuhan beserta jalan aksesnya di Jabar tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekspor dan menekan biaya logistik industri nasional. Perwakilan Duta Besar Jepang bidang Ekonomi Takada Mari mengatakan, pinjaman pemerintah Jepang ini merupakan simbolis hubungan bilateral kedua negara.
“Kebetulan pada tahun ini juga merupakan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, kami berbahagia proyek ini merupakan proyek simbolis yang telah disepakati oleh pimpinan kedua belah negara,” ucap Takada.
Menurutnya, banyak produsen barang dan elektronik Jepang yang berlokasi di timur Jakarta mengeluhkan padatnya jalur logistik dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan adanya Patimban, maka diharapkan arus distribusi barang produksi menjadi lebih lancar sehingga dapat menekan biaya transportasi.
Sugi optimistis konstruksi dapat selesai tepat waktu. Hingga saat ini proses pembebasan lahan telah mencapai lebih dari 98 persen. Berdasarkan data Ditjen Bina Marga hingga saat ini tinggal tersisa 144 bidang tanah yang sedang diproses pembebasan lahannya oleh Ditjen Perhubungan Laut. Dirjen Bina Marga juga meminta kepada PPK dan kontraktor untuk dapat memanfaatkan material, komponen dan SDM dalam negeri untuk pengerjaan jalan akses Patimban.
“Tolong perhatikan juga risiko kecelakaan kerja, ini pekerjaan besar. Kepada seluruh unit kerja dan konsultan pengawas tolong memperhatikan SOP (Standar Operasional Prosedur), sistem kesehatan dan keselamatan, peninjauan kembali jadwal kerja, jumlah jam kerja dan istirahatnya,” lanjut Sugi.
Menyadari kerap terjadinya cuaca ekstrem, Dirjen Bina Marga juga meminta konstruksi jalan akses memperhatikan kondisi cuaca. Jam kerja harus bersifat fleksibel terhadap kondisi di lapangan. Berbicara mengenai pembangunan jalan tol menuju Pelabuhan Patimban, Sugi menjelaskan rencana tersebut sudah masuk ke sistem jaringan jalan yang ada di Ditjen Bina Marga. Dengan panjang 30-40 Km, konstruksi jalan tol yang akan tersambung dengan tol Cipali tersebut diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp6 triliun.
“Pembangunannya akan melihat kebutuhan di lapangan nantinya, mungkin akan dibangun dalam dua tahun kedepan,” ujarnya.