UJI COBA ASPAL KARET LOKAL GUNA TINGKATKAN PENYERAPAN NASIONAL
- 05 Des 2017
- Berita/Umum
- 667 viewed
KARAWANG-(BINA MARGA) – Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara penghasil komoditi karet alam di Asia, selain Malaysia dan Thailand. Penggunaan karet sangat beragam, seperti kebutuhan industri sampai konstruksi jalan. Namun penggunaan karet dalam negeri untuk konstruksi aspal hingga kini belum ada.
Maka dari itu, Balai Besar Pelaksanan Jalan Nasional (BBPJN) VI, mengadakan uji coba gelar aspal Crumb Rubber dari karet lokal di depan kantor Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, ruas Cikampek-Karawang sepanjang 500 meter, Senin (5/12) kemarin. Direktur Preservasi, Direkorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hedy Rahadian mengatakan bahwa penggunaan aspal karet modifikasi sebagai bentuk dukungan Bina Marga pada program prakarsa Presiden RI untuk mendongkrak komoditi karet lokal.
Ia mengatakan bahwa harga aspal di petani turun hingga sembilan kali lipat akibat berkurangnya ekspor karet dunia. Menurut data, produksi karet nasional adalah 3,15 juta ton dan 600 ribu ton diantaranya diserap pasar dalam negeri dan sisanya di ekspor. Namun belakangan jumlah ekspor karet menurun sehingga harga karet dalam negeri ikut menurun. “Kesepakatannya, Indonesia ingin menaikan penyerapan karet dalam negeri menjadi 800 ribu ton. Tahun 2015 Kementerian PUPR berkomitmen menyerap 60 ribu ton karet alam,” ujarnya.
Jadi uji aspal Crumb Rubber yang digunakan pada uji coba kemarin merupakan upaya kementerian PUPR bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian untuk menambah konsumsi karet lokal. Hedy menambahkan bahwa Bina Marga sudah beberapa kali mengadakan uji coba aspal karet. “Kita ada misi berdasarkan kepentingan nasional. Dilatar belakangi dengan kerjasama PU bersama kementerian perindustrian mengenai pemanfaatan karet alam. Ada kepentingan yang lebih besar,” katanya.
Hedy ingin keseluruhan pemanfaatan crumb rubber ini betul di evaluasi sehingga bisa dipergunakan secara riil dilapangan dan meningkatkan harga karet alam di kalangan petani. ”Tolong Balai VI dintensifkan kerjasama dengan puslitbang jalan. ini kan teknologi baru nanti tolong dievaluasi betul, plus minusnya, apa yang perlu diperbaiki pada pemanfaatan selanjutnya. Berhasil atau gagal itu resiko,” pungkas Hedy.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I, Jawa Barat, Amri mengatakan bahwa aspal karet lebih tahan retak dan air. Meski begitu harga per volumenya pun lebih mahal 10-15%. “Memang aspal karet lebih mahal namun dari segi ketebalan Wearing Cost yang biasanya 6 cm bisa 3 cm. harganya bisa kompetitif. di uji coba ini kita gunakan ketebalan 4 cm,”katanya.
Menurut Amri, penggunaan aspal karet sudah umum digunakan namun menggunakan karet dari Negara Spanyol. Komposisinya di setiap 9-10% kadar aspal didalamnya terdapat 30% karet. Material karet bergunan untuk melapisi material yang ada agar tidak mudah dimasuki air. Aspal karet membutuhkan suhu yang tinggi tapi suhunya pun mudah mendingin. Amri menganjurkan sebaiknya digunakan pada ruas yang dekat dengan Asphalt Mixing Plant (AMP).
Amri bertanggung jawab atas 450 km jalan nasional dari Kerawang-Losari, Cirebon-Ciamis, dan Cirebon-Sumedang. Di tahun 2017 terdapat penanganan rekondisi dan rutin dengan kontrak long segmen dengan dana Rp. 480 Milyar.
Di PJN I Jabar terdapat daerah rawan longsor di daerah Cirebon-kuningan, kuningan-ciamis, Cirebon-palimanan, palimanan-sumedang. “Tahun ini ada 7 titik lokasi rawan longsor yang sudah kita tangani. Kemungkinan masih ada lokasi rawan longsor lain namun sudah kita koordinasikan dengan bagian perencanaan untuk ditangani tahun depan,” jelasnya.
Pihaknya juga berencana membangun 4 jembatan gantung di daerah Cirebon hingga Kuningan. Jembatan gantung ini dibangun di kawasan pedesaan untuk membantu mobilitas masyarakat. (ian)