Tinjau Kesiapan Jalur Lebaran Kalsel, Kepala BPSDM Ingatkan Pentingnya Peran Posko
- 04 Juni 2018
- Berita/Umum
- 698 viewed
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Lolly Martina Martief menekan pentingnya keberadaan Posko Sapta Taruna PUPR dalam mendukung kelancaran arus mudik lebaran tahun ini. Dalam peninjauan kesiapan jalur lebaran di Kalimantan Selatan beberapa hari lalu, Lolly meminta petugas posko dapat cepat mengambil tindakan apabila terjadi insiden pada kondisi kesiapan jalan dan jembatan.
“Apabila terjadi insiden dapat segera teratasi, dilokasi posko harus ada peralatan yang standby dan cepat bisa di mobilisasi ke lokasi bencana dan rawan bencana,” sebutnya.
Kepala BPSDM melakukan kunjungan kerja tersebut dalam rangka menjalankan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait pemantauan kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan untuk jalur lebaran 2018. Dalam peninjauan tersebut, Lolly didampingi antara lain oleh Direktur Pembangunan Jalan Achmad Gani Ghazalyakman dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI BanjarmasinTimbul Manahan Pasaribu.
Menurutnya Posko juga harus dilengkapi data mengenai kondisi jalur mudik serta daftar nomor telepon institusi terkait seperti Kepolisian, Kementerian/Dinas Perhubungan maupun Rumah Sakit/Puskesmas. Lolly juga mengingatkan mengenai peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), lampu penerangan maupun logistik seperti makanan dan minuman untuk para petugas posko.
“Petugas selalu standby dan membuat laporan ke koordinator wilayah provinsi dilanjutkan ke okordinator BBPJN XI dan melapor ke PUPR pusat apabila ada masalah yang terjadi di lapangan,” sebutnya.
Dalam pengecekan kesiapan jalan dan jembatan, Lolly menelusuri ruas jalan mulai dari Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura-Rantau-Kandangan-Barabai-Paringin-Mabuun-Batu Babi (batas Kalimantan Timur). Total panjang perjalanan yang dilalui adalah 278,81 Km. Dia juga mengatakan, agar segala pekerjaan pembangunan/pemerliharan yang dapat menganggu kelancaran arus lalu lintas lebaran dapat dihentikan sementara mulai H-7 hingga H+7.
Berdasarkan data BBPJN XI dari 5.323,95 Km total panjang jalan nasional yang berada di wilayahnya (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat), 3.284,91 Km diantaranya akan menjadi jalur lebaran. Untuk itu, menurut Timbul, pihaknya menyiagakan 36 posko yang dilengkapi dengan 42 alat berat. Selain itu, Dia dan jajarannya juga telah mengiventarisir adanya 21 titik di wilayahnya yang tergolong lokasi rawan longsor serta titik-titik rawan macet dan rawan banjir.(KompuBM)