Tingkatkan Peran Penilik Jalan, Untuk Cegah Longsoran Pada Jalan Nasional
- 13 Mar 2017
- Berita/Umum
- 1027 viewed
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto meminta kepada Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VI Atyanto Busono untuk meningkatkan peran penilik jalan dalam rangka mencegah longsor di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Longsor di daerah tersebut sudah terjadi beberapa kali, dan terakhir terjadi pada pekan lalu.
“Mengamati lingkungan sekitar, (longsor) itu bukan hal tiba-tiba, harusnya kalau kita rajin melihat tanda-tanda, seperti pohon yang miring dan lainnya, bisa kita antisipasi,” sebut Arie saat meninjau jalan Tomo pada Sabtu (11/3).
Menanggapi permintaan tersebut, Atyanto menyatakan siap menyiagakan para penilik jalan khususnya untuk ruas-ruas yang rawan longsor. Longsor di Cijelag, Kampung Cireki, Kecamatan Tomo, Sumedang terjadi pada Minggu (6/3). Atyanto menyebutkan, usai kejadian BBPJN VII langsung melakukan penanganan darurat di lapangan. Berkat kerja keras Ditjen Bina Marga dibantu Pemerintah Daerah, dalam 24 jam, ruas jalan tersebut dapat difungsikan kembali, dan keesokan harinya dapat difungsikan untuk dua lajur
“Penanganan darurat dilakukan dengan penimbunan kembali badan jalan menggunakan timbunan pilihan agar lalu lintas tidak terputus,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, pekerjaan penunjang dilakukan melalui pengendalian aliran air permukaan dan pemasangan bronjong di bagian hilir longsoran untuk meminimalkan risiko longsoran susulan. Dirjen Bina Marga juga menginstruksikan agar penanganan darurat segera disusulkan penanganan permanen, mengingat sebentar lagi juga akan ada akumulasi kendaran saat mudik Lebaran.
“BBPJN VI menargetkan penanganan permanen akan rampung dalam 3,5 bulan kedepan dengan besaran alokasi dana senilai Rp. 9,5 miliar,” terang Kepala BBPJN VI.
Pada kesempatan yang sama, Arie juga meninjau lokasi pembangunan jalan lingkar Jatigede di Sumedang. Menurutnya, jalan tersebut penting untuk segera diselesaikan guna mengoptimalkan tampungan air pada Waduk Jatigede. Bila storage dapat dimaksimalkan, antara lain maka akan berdampak terhadap besaran tenaga listrik yang dihasilkan.
“Mudah-mudahan sebelum musim hujan tahun depan, sudah bisa dimulai. Kami untuk tahun 2018 sudah ada alokasi dananya, namun saya harus carikan dana tahun ini juga agar bisa segera dimulai,” sebut Dirjen Bina Marga.
Atyanto menuturkan, terkait pembangunan jalan lingkar Jatigede, Detail Engineering Desain (DED) yang sudah ada dan pembebasan tanahnya juga sudah dilakukan oleh Ditjen Sumber Daya Air. Konstruksi jalan sepanjang 22 Km tersebut akan membutuhkan dana sebesar Rp. 350 miliar. (Kompu BM)