Ditjen Bina Marga Buka Akses Longsor Sukabumi
- 14 Des 2024
- Berita/Umum
- 75 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga menetapkan prioritas akses jalan di Sukabumi Jawa Barat segera terbuka dan mobilitas berjalan. Untuk penanganan permanen diperlukan waktu lebih lama.
Hal tersebut diungkap Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra saat mengunjungi penanganan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 12 Desember 2024 di dampingi oleh Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Nyoman Suaryana dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta dan Jawa Barat, Sjofva Rosliansjah. Ia ingin memastikan pergerakan atau mobilitas manusia, barang dan jasa bisa bergerak.
“Kami melakukan detour di jalan yang terdampak hingga aktivitas masyarakat bisa berjalan sebagaimana biasanya,” kata Rachman Arief. Detour adalah jalur alternatif yang bisa dilalui masyarakat selama Ditjen Bina Marga menangani jalur yang terdampak bencana.
Sejumlah jalan dan jembatan rusak akibat banjir dan tanah longsor di Sukabumi usai hujan intensitas tinggi yang terjadi pada Selasa-Rabu lalu, 3-4 Desember 2024. Menurut Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin kepada detikcom, data per 5 Desember 2024 setidaknya ada 3 korban jiwa dan ada 180 keluarga dengan 461 jiwa terdampak. Kemudian, 96 keluarga atau 247 jiwa terpaksa mengungsi dan 3 orang meninggal. Tak hanya itu, bencana juga mengakibatkan 98 rumah warga rusak dengan rincian 85 rusak ringan, 12 rusak sedang, dan 15 rusak berat. Banjir juga mengakibatkan 455 rumah terendam, 90 rumah terancam, 21 sarana lain terdampak, dan 34 hektare sawah terdampak.
Pasca kejadian, Ditjen Bina Marga telah menerapkan tanggap darurat selama 2 minggu dengan prioritas pembukaan akses. Mobilisasi alat berat telah dilakukan BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat, Ditjen Bina Marga dengan mengerahkan 15 alat berat tersebar di titik-titik penanganan, yakni wheel loader 1 unit, excavator 4 unit, dump truk 3 unit, pick up 1 unit, mini excavator 2 unit, backhoe loader 2 unit, dan self loader 2 unit. Ada sekitar 35 orang tenaga padat karya yang terlibat aktif membantu penanganan bencana yang tersebar sepanjang 92 km.
Menurut Rachman Arief, ada 19 titik kerusakan di ruas Jalan Cikembang-Bagbagan-Bts. Banten. Lalu 25 titik kejadian di ruas Jalan Nasional Bagbagan- Jampang Kulon. “Sehingga kedua ruas jalan mengalami longsoran, banjir, jalan putus, retakan jalan dan pohon tumbang,” paparnya.
Selain disebabkan alam, Rachman Arief menambahkan, kerusakan infrastruktur jalan di Sukabumi juga disebabkan adanya perubahan tata lahan. Di atas konstruksi jalan ada perubahan fungsi lahan menjadi ladang dan sawah. Maka, untuk penanganan permanennya akan dibangun dinding penahanan tanah (DPT).
DPT adalah kosntruksi yang dibangun untuk menahan tanah yang miring agar tidak longsor. DPT juga dapat berfungsi untuk mengendalikan erosi, mencegah banjir, dan mempercantik lanskap. DPT biasanya dibangun di daerah dengan kontur tanah yang tidak stabil, lereng curam, data daerah yang rentan terhadap erosi
Di kesempatan yang sama, Nyoman Suaryana menambahkan bahwa penanganan permanen berbeda untuk rusaknya jalan akibat meluapnya air sungai. “Kita perbaiki dulu aliran sungainya, kita arahkan (aliran sungainya). Kemudian baru kita kerjakan eksistingnya itu. Semoga pengerjaannya bisa cepat supaya aktivitas warga normal seperti biasa.”
Sjofva Rosliansjah sepakat bahwa timnya harus bekerja cepat. Sejauh ini, setelah enam hari pasca kejadian bencana, ruas Jalan Cikembang - Bagbagan - Pelabuhan Ratu - Bts. Banten yang sebelumnya tidak bisa dilalui kini sudah fungsional 2 jajur. Ke depan akan dilakukan penanganan permanen akibat patahan badan jalan/ sesar pada 3 lokasi.
Sedangkan di Ruas Jalan Bagbagan- Kiara Dua - Jampang Kulon saat ini juga sudah fungsional. Pada ruas ini terdapat 2 lokasi masih fungsional satu jalur (Km 161+100, 161+600). Ruas jalan berikutnya di Kiara Dua – Jampang Kulon belum fungsional, karena terdapat satu lokasi dengan kondisi seluruh badan jalan runtuh/putus, sedangkan di Km 191+450 sedang dikerjakan pembukaan dinding tebing batu untuk jalan darurat. Pada ruas ini terdapat empat lokasi masih fungsional satu lajur (Km 181+400, 191+250, 191+450, 192+550).
Lalu ruas Jalan Cikembang - Bagbagan - Pelabuhan Ratu - Bts. Banten kondisinya sudah fungsional 2 lajur dan ke depannya diperlukan penanganan permanen akibat patahan badan jalan/ sesar pada empat lokasi.
Ruas Jalan Bagbagan- Surade - Jampang Kulon saat ini sudah fungsional namun di ruas ini masih terdapat 3 lokasi yang hanya fungsional satu lajur. Sedangkan pada ruas Bagbagan- Surade dan untuk ruas Surade – Jampang Kulon Kulon belum fungsional, karena terdapat 1 lokasi seluruh badan jalan runtuh/putus dan masih dikerjakan pembukaan dinding tebing batu untuk jalan darurat, dan pada ruas ini terdapat 4 lokasi masih fungsional 1 lajur.
"Kami dari Ditjen Bina Bina Marga untuk memastikan pergerakan atau mobilitas manusia barang dan jasa bisa bergerak, apalagi menjelang liburan Natal dan Tahun Baru ini karena dari arah Jampang Kulon mungkin ada yang ke Pelabuhan Ratu. Pelabuhan Ratu adalah sentral untuk wisata di Selatan Jawa Barat ini," tegas Rachman Arief.
Masyarakat berharap banyak pada pemerintah. “Semoga dengan cepatnya perbaikan, jalan lancar dan aman. Sebelum ada bencana kita lancar aja gak terhambat perjalanannya. Harapannya ingin segera terselesaikan dan normal kembali. kita sebagai pengguna jalan jadi nyaman,” harap Pandu, warga sekitar.