Berita

Beranda Berita Tingkatkan Konektivitas Jalur Pariwisata Pantai Selatan Jawa, Kementerian PUPR Bangun Jembatan Pandasimo di Bantul
Beranda Berita Tingkatkan Konektivitas Jalur Pariwisata Pantai Selatan Jawa, Kementerian PUPR Bangun Jembatan Pandasimo di Bantul

Tingkatkan Konektivitas Jalur Pariwisata Pantai Selatan Jawa, Kementerian PUPR Bangun Jembatan Pandasimo di Bantul

  •  30 Juli 2024
  • Berita/Umum
  • 61 viewed
Foto: Tingkatkan Konektivitas Jalur Pariwisata Pantai Selatan Jawa, Kementerian PUPR Bangun Jembatan Pandasimo di Bantul

Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Pandasimo Kabupaten Bantul guna meningkatkan konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Jalan Pantai Selatan (Pansela) di Provinsi Daerah Istimewa (D.I) Yogyakarta. Konstruksi Jembatan Pandasimo didesain menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi/mereduksi struktur utama jembatan dari potensi gempa bumi yang kerap terjadi di pesisir pantai selatan Pulau Jawa.

 

Peningkatan konektivitas Jalan Pantai Selatan diharapkan dapat menjadi jalur wisata wilayah pesisir pantai selatan serta memperlancar konektivitas Pulau Jawa bagian selatan serta untuk mengurangi beban lalu lintas Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa. “Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak obyek wisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

 

Pembangunan Jembatan Pandasimo dilaksanakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY dengan anggaran APBN senilai Rp814 miliar. Pekerjaan konstruksi jembatan telah mencapai 55.51% dengan target rampung akhir 2024.

 

Jembatan Pandasimo memiliki bentang utama jembatan sepanjang 675 meter dengan total penanganan 1.900 meter. Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk  melindungi/mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana gempa bumi. Jembatan ini berada di atas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal yang lokasinya tidak jauh dari sumber gempa sesar opak radius kurang dari 10 km.

 

“Teknologi LRB memiliki sifat elastis yang memungkinkan untuk bergerak atau bergeser jika terjadi gempa dan kemudian kembali ke posisi semula saat gempa berakhir, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan gerakan tanah serta mencegah kerusakan serius pada jembatan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi D.I Yogyakarta, BBPJN Jateng-DIY Setiawan Wibowo.

 

Konstruksi Jembatan Pandasimo juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) yang belum banyak digunakan pada jembatan di Indonesia. Penggunaan CSP diharapkan dapat membuat struktur jembatan lebih ringan tetapi kuat serta cepat dalam pemasangan, sehingga relatif lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu.

 

Jembatan Pandansimo akan dipercantik dengan ornamen kearifan lokal berupa ikon Gunungan dengan interpretasi Sulur Keris dan Batik Nitik sebagai gerbang penanda mandala terciptanya ruang budaya. Selain itu juga terdapat Gapura Joglo sebagai penanda titik masuk atau keluar jembatan.

 

Jembatan Pandansimo membentang di atas Sungai Progo yang menghubungkan Jalan Pantai Selatan antara Ruas Pandansimo - Samas dan Ruas Ngremang - Pandansimo. Kehadiran Jembatan Pandansimo diharapkan dapat meningkatkan konektivitas Jalur Selatan Jawa, di mana sebagian besar jalannya berada di dekat Pantai Selatan sehingga potensial menjadi jalur pariwisata di Yogyakarta. (*)