Tetap Bisa Dilalui Kendaraan, Ditjen Bina Marga Tangani Jalan Amblas di Sumedang
- 16 Mar 2022
- Berita/Umum
- 679 viewed
Sumedang – Direktorat Jenderal Bina Marga terus melakukan penanganan jalan sementara di ruas Sumedang – Cijelag, Jawa Barat, akibat longsor yang menggerus badan jalan pada Rabu (09/03/22) lalu. Kondisi jalan saat ini fungsional dan bisa dilalui oleh kendaraan dari dua arah, yakni dari Bandung menuju Cirebon maupun arah sebaliknya. Namun, sesekali diberlakukan buka tutup jalur untuk dilakukan penanganan badan jalan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.3 Provinsi Jawa Barat, Nintyo Tri Haryono saat dihubungi melalui telpon pada Rabu (16/03/22) menceritakan bahwa sejak Desember 2021 lalu, terdapat pergeseran tanah di badan jalan akibat intensitas hujan yang tinggi. Pihaknya sudah melakukan penanganan sementara sambil menunggu desain untuk penanganan permanen yang dijadwalkan akan dilakukan setelah Lebaran.
“Amblasan badan jalan mulai teridentifikasi sejak Desember 2021 dan sudah dilakukan penanganan sementara dengan membuat subdrain, yakni membuat jalur air menggunakan pipa sehingga air yang mengalir di bawah badan jalan dapat dikeluarkan. Cara tersebut cukup efektif, namun akibat makin tingginya intensitas hujan dua minggu belakangan, Rabu pekan lalu terjadi longsor dari bukit di sisi badan jalan milik Perhutani sehingga menyebabkan penurunan badan jalan menjadi sangat signifikan,” terangnya.
Setelah kejadian longsor tersebut, pihaknya langsung bergerak melakukan penanganan dengan alat berat yang sebelumnya sudah standby untuk menangani ruas ini agar bisa tetap dilalui oleh kendaraan. Tyo menyatakan bahwa sepanjang 80 meter badan jalan yang terdampak longsor dan penanganan sementara yang dilakukan adalah dengan melakukan perkuatan badan jalan, melakukan timbunan, juga melakukan manajemen air permukaan.
“Untuk penanganan sementara, pertama-tama dilakukan perkuatan badan jalannya. Karena tadi tanahnya geser dari sisi bukitnya, jadi di tengahnya antara badan jalan sama bukit kita kasih tiang dari pipa baja yang dipancang. Konstruksi pipa pancang baja tersebut kurang lebih 60 meter untuk sisi bukit dan 40 meter untuk sisi sungai, Jadi di jalan kiri kanannya ada tiang pancang baja, biar tanahnya tidak bergeser terus. Lalu, agar lalu lintas tetap bisa lewat, maka kita timbun sampai level tertentu (tidak boleh terlalu landai atau curam) agar kendaraan tidak ada yang tersangkut. Selanjutnya, kita juga melakukan manajemen air permukaan agar air bisa dibuang ke luar lokasi longsoran,” jelas Tyo.
Untuk saat ini, dikarenakan kondisi jalan masih dilakukan perbaikan dan terkadang masih terjadi kemacetan akibat buka tutup jalur, maka kendaraan dengan tonase yang besar diharapkan dapat mengikuti petunjuk pengalihan jalur yaitu dapat melewati tol, sementara kendaraan kecil dapat mencari jalur alternatif melewati jalan provinsi maupun kabupaten.
PPK 4.3 Provinsi Jawa Barat menambahkan bahwa telah disiagakan tim dan alat berat di lokasi untuk berjaga-jaga apabila terjadi longsor susulan. Dalam waktu dekat juga pihaknya akan membangun posko dan memasang CCTV untuk memantau kondisi di ruas tersebut. Hal ini terus dilakukan hingga perbaikan permanen yang akan dimulai setelah Lebaran.
“Penangan permanen ruas Jalan Sumedang – Cijelag direncanakan akan dimulai setelah Lebaran dan ditargetkan selesai dalam 5 atau 6 bulan, jadi di tahun ini selesai. Nantinya yang akan ditangani permanen 80 meter, lengkap dari saluran, badan jalan, bore pile dinding penahan tanah, sampai bronjong di sisi sungai. Nanti semua full penanganan,” pungkasnya. (gir)