SENIN 16 OKTOBER, JEMBATAN CIKERETEG FUNGSIONAL PENUH
- 15 Okt 2023
- Berita/Umum
- 1290 viewed
JAKARTA – BINA MARGA Rekonstruksi Jembatan Cikereteg yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Hal tersebut disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 5.3, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta – Jawa Barat, Rendra Yudhi Agustian saat dimintai keterangan pada Jum’at (13/10/23).
Jembatan Cikereteg terletak di ruas jalan Ciawi – Benda yang menjadi penghubung utama kawasan Bogor – Sukabumi dan sebaliknya. Pada Desember 2022 dan Februari 2023 curah hujan yang tinggi menyebabkan luapan debit air sungai Cikereteg. Kala itu, minimnya kemampuan outlet cross drain dan tingginya intrusi air dari permukaan ke tanah timbunan merusak daya dukung tanah sehingga terjadi jalan ambles.
Tak lama berselang, Bupati Bogor menetapkan kejadian tersebut sebagai kondisi Tanggap Darurat Bencana Tanah Longsor (Abrasi). Selanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga segera melakukan pekerjaan perbaikan pada titik Jembatan Cikereteg.
Menurut Yudhi, awalnya tanah ambles hanya terjadi di satu sisi jalan namun faktor cuaca, meski sedang ditangani, menyebabkan pergerakan tanah kembali terjadi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan cara dan desain penanganan, yaitu mulanya berupa Pile on Slab, ke Jembatan Bailey, dan terakhir Jembatan PCI Girder sepanjang 50,8 Meter.
Yudhi menjelaskan bahwa secara faktual, Jembatan Cikereteg sudah fungsional dan dapat dilalui kedua arah. “Kita masih ada beberapa pekerjaan minor saja. untuk konstruksi jembatan insyallah kami akan selesaikan hari minggu ini sudah termasuk aspal, parapet, dan finishing bagian trotoar,” jelasnya. Ia menargetkan pada Senin (16/10) masyarakat sudah bisa melewati Jembatan Cikereteg tanpa gangguan pekerjaan.
Tetapi Yudhi menambahkan, paket senilai Rp. 56, 97 miliar ini juga termasuk pekerjaan penanganan timbunan sedalam lebih kurang 25 meter, penahan longsoran berupa bronjong, serta manajemen debit air. Item pekerjaan ini masih terus dilakukan hingga progres paket pekerjaan tuntas.
“Kami bekerja sama dengan Pusair (Pusat Air) untuk mencari solusi mengurangi lonjakan debit air pada inlet-outlet gorong-gorong saat musim hujan,” jelasnya. Solusinya jatuh pada pemasanga teknologi Armor Blok Beton (pracetak) di outlet gorong-gorong. Fungsi Armor Blok Beton ini mirip dengan beton pemecah ombak atau Tetrapod.
Memiliki berat 1,5 – 2 ton, sejumlah Armor Blok Beton akan ditumpuk pada outlet gorong-gorong keluarnya air. Pada saat lonjakan debit air, kekuatan aliran air bisa dikurangi sehingga mengurangi potensi kerusakan pada tanah dan struktur di kemudian hari.
“Progres fisik masih di angka 75 persen namun itu sudah termasuk Jembatan Cikereteg yang sudah fungsional. Sisanya, dari pemasangan Armor Blok Beton ini karena butuh waktu mobilisasi dan pemasangan,” ujar Yudhi.
Yudhi optimis metode penanganan dan konstruksi Jembatan Cikereteg ini mampu mencegah kejadian berulang dikemudian hari. Ia menyadari bahwa bencana ini telah menyebabkan putusnya jalur lalu lintas dan mengakibatkan mobilitas masyarakat terganggu. Selama penanganan, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Korlantas membuat sistem buka tutup dan terkadang menutup total untuk mobilisasi alat atau pemasangan launcher jembatan. (ian)