Selamatkan Hutan, Tanah dan Air Kementerian PUPR Lakukan Tanam Pohon Serentak di 34 Provinsi
- 01 Des 2016
- Berita/Umum
- 896 viewed
Demi untuk mengingatkan kembali pentingnya penghijauan kepada masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penanaman pohon secara serentak di 34 provinsi di Indonesia. Acara dipusatkan di Simpang Susun Kertajati, Jalan Tol Cikopo-Palimanan Km 152 pada Rabu (30/11) yang dihadiri langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono.
Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi bersama istri juga ikut langsung menanam pohon. Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Lana Winayanti, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Bambang Hartadi, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S.Atmawidjaja.
Penanaman pohon tersebut merupakan aksi nyata penyelamatan hutan, tanah dan air yang menjadi tema dari Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) serta dalam rangka Peringatan Hari Bhakti PU ke-71.
“Pada hari ini, kita melakukan secara serentak penanaman pohon yang merupakan salah satu aksi konkrit dan upaya nyata di 34 provinsi untuk memulihkan kondisi daerah aliran sungai. Sekaligus membangun kesadaran masyarakat untuk lebih aktif menanam pohon, dan merawatnya,” ujar Menteri Basuki.
Kegiatan penanaman pohon juga melibatkan siswa-siswi dari tiga sekolah dasar di sekitar Majalengka yang bertujuan memupuk budaya menanam pohon, dan mencintai lingkungan sejak dini sesuai dengan tema kegiatan tersebut yaitu Satu Pohon Satu Kehidupan.
Acara dimulai dengan penyerahan pohon secara simbolis dari Menteri Basuki dan Ibu Kartika Basuki kepada masyarakat setempat yang kemudian bersama-sama dilakukan penanaman pohon. Sebanyak 1.500 bibit Pohon Mahoni dengan tinggi minimal 1 meter. Menteri Basuki dalam arahannya usai menanam pohon berpesan kepada warga sekitar untuk turut menjaga pohon-pohon yang ditanam tersebut.
"Yang terpenting setelah ini harus dijaga agar pohonnya tetap hidup. Menanamnya juga jangan hanya disini, tetapi di rumah juga," pesan Basuki di hadapan puluhan siswa siswi SD yang hadir.
Untuk lingkungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, kegiatan serupa antara lain juga dilakukan di Aceh, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Papua Barat. Untuk penanaman pohon di DIY, acara dilakukan di Waduk Sermo, Kulonprogo yang dipimpin oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Andreas Suhono dan Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga, Hedy Rahadian.
Sebagai informasi, Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) wilayah DIY menanam 571 pohon mahoni dan pohon tanjung yang ditanam di beberapa ruas jalan nasional. Hedy Rahadian menekankan pentingnya penanaman pohon bagi pembangunan jalan. "Jalan itu dibangun di atas lahan yang stabil. Pohon itu memberi efek kestabilan terhadap lereng dan morfologi secara keseluruhan. Pohon juga akan mengurangi dampak banjir dan longsor," tuturnya.
Hedy menambahkan bahwa penanaman pohon sejatinya merupakan bagian dari perencaan desain jalan. Ia mencontohkan bahwa dalam pembangunan jalan tol sekarang sudah memperhitungkan jalur hijau. Bahkan, untuk pembangunan di wilayah Pantai Selatan Jawa sudah dilakukan penanaman pohon sebelum konstruksi dimulai.
Sedangkan penanaman pohon di Aceh yang dilaksanakan di sekitaran Waduk Keuling, antara lain dilakukan oleh Direktur Preservasi Jalan Ditjen Bina Marga, Poltak Sibuea. Poltak menyatakan dari 361.000 pohon yang ditanam Kementerian PUPR pada 2016 ini, harapan dari semua pohon yang ditanam minimal 80% harus bertahan hidup dalam lima tahun ke depan. Jadi nanti yang ditanam saat ini, pada 2021 akan di evaluasi apakah bener semua pohon yang ditanam 2016 sebanyak 361.000 pohon itu bertumbuh dan membesar sampai 5 tahun ke depan.
“Bagi rekan-rekan di daerah baik dari pihak bina marga atau dari pemerintah daerah, kami menghimbau dan mengharapkan dapat memperhatikan pohon-pohon yang sudah ditanam bukan hanya yang ditanam simbolis tetapi pohon yang ditanam secara masal khususnya di lokasi pembangunan infrastruktur,” sambung Poltak.
(Kompu BM)