Progres Konstruksi Capai 70%, Tol Semarang-Demak Seksi 2 Ditargetkan Rampung Akhir Tahun Ini
- 27 Jan 2022
- Berita/Umum
- 812 viewed
Tim Komisi V DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) spesifik ke Tol Semarang-Demak di Jawa Tengah pada Kamis (27/01/22). Kunker ini untuk meninjau langsung progres pembangunan tol dan mengetahui apabila ada kendala dalam proses pembangunannya, agar bisa segera dicari jalan keluar. Karena pembangunan tol bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung sistem logistik nasional, serta membantu pemerataan kesejahteraan rakyat.
Ketua Tim Kunker Komisi V DPR RI, Ridwan Bae meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk meningkatkan pengawasan terhadap pembangunan jalan tol agar sesuai standar dan kualitas konstruksi jalan. Selain itu, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) wajib memenuhi SPM yang meliputi kondisi jalan tol, prasana dan keamanan, serta prasana pendukung jalan tol.
“Di penghujung tahun 2021 lalu, kita telah mengesahkan UU No.2 tahun 2022 tentang perubahan kedua atas UU No.38 tahun 2004 tentang jalan. Hadirnya UU memberi penyempurnaan terhadap peraturan tentang jalan tol lebih berpihak kepada masyarakat pengguna jalan tanpa menurunkan minat investasi yang sedang berkembang,” katanya.
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Hubungan Antar Lembaga, Asep Arofah Permana dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk saat ini pembangunan seksi 2 yang sedang berlangsung tidak menghadapi kendala berarti, namun untuk seksi 1 terdapat kendala lahan.
“Untuk seksi 1, kami mengalami sedikit kendala karena terdapat satu lokasi yang disebut sebagai ‘tanah musnah’ yakni dulunya daratan sekarang sudah tidak terlihat karena terendam air laut. Kami mohon bantuannya untuk penyelesaian pembayaran seperti apa. Karena kami sebagai pelaksana pembangunan ingin memastikan bahwa tanah itu memang bisa digunakan tanpa merugikan pihak tertentu,” jelas Asep.
Sebagai Informasi, saat ini terdapat 3 ruas pembangunan jalan tol yang berlangsung di wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta. Yakni Tol Semarang – Demak, Yogyakarta – Bawen, dan Solo – Yogyakarta – NYIA Kulonprogo dengan total panjang sekitar 200km. Sementara untuk rencana ke depan, akan dibangun 3 ruas jalan tol yakni Pejagan – Cilacap, Cilacap – Yogyakarta, dan Demak – Rembang. Menurut Sekretaris BPJT, Triono Junoasmono, Jalan Tol Semarang-Demak dibangun untuk menjadi ruas utama di sisi utara. Sehingga nantinya dari Semarang menuju Surabaya tidak harus melalui sisi tengah (Solo).
“Pembangunan Tol Semarang-Demak memiliki dua tujuan, yakni untuk melengkapi jaringan jalan tol di sisi utara dan Jalan tol ini diharapkan mengurangi dampak dari banjir yang sering terjadi di Kota Semarang. Banjir terjadi karena penurunan permukaan tanah dan peninggian dari muka air laut,” ujarnya.
Tol Semarang-Demak memiliki total Panjang 26,95km dan terbagi menjadi dua seksi. Seksi 1 Kaligawe – Sayung sepanjang 10,64km saat ini baru saja dilakukan penandatangan kontrak. Sementara itu, untuk seksi 2 Sayung – Demak sepanjang 16,31km saat ini sudah tahap konstruksi dengan progres mencapai 70% dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.
“Untuk seksi 2, saat ini progress pembangunannya mencapai 70% dan rencana selesai di akhir tahun 2022 sehingga dapat beroperasi di awal tahun 2023. Sementara untuk seksi 1 baru saja dilaksanakan kontrak dan mudah-mudahan akan bisa diselesaikan di akhir tahun 2024 sehingga bisa beroperasi di awal tahun 2025,” tambah Sekretaris BPJT.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – D.I Yogyakarta, Wida Nurfaida menyatakan bahwa Seksi 1 Kaligawe - Sayung terdiri dari 3 paket, yakni 1a, 1b dan 1c. Dalam paket ini dibangun kolam retensi untuk mengurangi dampak banjir rob.
“Banjir rob terjadi setiap tahunnya di Kota Semarang sehingga kami membangun kolam retensi dan juga beberapa rumah pompa. Harapannya, setelah terbangun rumah pompa bisa mengurangi banjir yang kerapkali terjadi,” ujar Wida.
Wida melanjutkan bahwa kendala yang dihadapi dalam membangun seksi 1 Tol Semarang – Demak karena adanya tanah musnah sehingga pemerintah kesulitan untuk mengukur tanah dan menghitung ganti rugi di lokasi tertentu karena sudah terendam oleh air. Namun demikian, saat ini para pihak yang berwenang sedang mencari jalan keluarnya. (gir)