Berita

Beranda Berita Pembangunan Jembatan Tano Ponggol Menjadi Kunci untuk Tingkatkan Pariwisata di Danau Toba
Beranda Berita Pembangunan Jembatan Tano Ponggol Menjadi Kunci untuk Tingkatkan Pariwisata di Danau Toba

Pembangunan Jembatan Tano Ponggol Menjadi Kunci untuk Tingkatkan Pariwisata di Danau Toba

  •  01 Feb 2019
  • Berita/Umum
  • 3064 viewed
Foto: Pembangunan Jembatan Tano Ponggol Menjadi Kunci untuk Tingkatkan Pariwisata di Danau Toba

Untuk mendukung kemantapan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di Danau Toba, Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan membangun Jembatan Tano Ponggol yang berlokasi di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Jembatan ini menjadi sangat vital keberadaannya karena akan memantapkan infrastruktur di Jalan Lingkar Pulau Samosir sehingga diharapkan nantinya sektor pariwisata akan semakin berkembang.  

“Pemerintah Kabupaten Samosir akan serius membantu pemerintah pusat dalam menata kawasan pariwisata Danau Toba ini, pihak kepolisian pun akan siap membantu,” jelas Rapidin Simbolon, Bupati Samosir di hadapan anggota DPR dan jajaran pada Kunjungan Kerja Spesifik Peninjauan Infrastruktur dan Transportasi ke Kabupaten Samosir (30/1). “Kami ingin menyediakan pariwisata yang bertaraf internasional. Pembangunan Jembatan Tano Ponggol ini akan memberi opsi bagi wisatawan untuk mengelilingi pulau Samosir melalui jalan darat maupun menggunakan kapal pesiar berukuran besar,” lanjutnya lagi.

Pada kunjungan kerja spesifik kali ini, anggota DPR Komisi V yang hadir antara lain Sahat Silaban, KH. Muh. Unais Ali Hisyam, dan Abdul Latief Hanafiah. Jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga yang turut mendampingi yakni Direktur Jembatan yang juga menjabat Plt. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan, Iwan Zarkasi, PPK Lingkar Samosir, Karyawanta Sembiring.

“Permasalahan yang ada pada pekerjaan Paket Konstruksi Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Rungu yakni masih terdapat lahan yang belum bebas sepanjang 66,394 Km sehingga perlu ditindaklanjuti kepastian dan komitmen pembebasan lahan dari pemerintah Kabupaten Samosir,” jelas Karyawanta.  Lahan yang belum tersebut akan dikerjakan sesuai kondisi existing yang ada sehingga dilakukan beberapa adjustment seperti pemeliharaan rutin menjadi efektif dan penanganan minor menjadi major.

Karyawanta pun mengungkapkan bahwa prioritas saat ini adalah koordinasi dengan pemerintah daerah terkait pembebasan lahan untuk pekerjaan preservasi dan pelebaran jalan Tele-Pangururan-Nainggolan-Onan Runggu. Terdapat kekurangan 28 Km lahan bebas untuk pekerjaan tersebut dari total 32 Km yang harus dibebaskan. BBPJN II berencana akan segera menyurati pemerintah kabupaten mengingat waktu pelaksanaan akan berakhir 2019.

Iwan menegaskan bahwa Direktorat Jenderal Bina Marga bekerja dengan memprioritaskan manfaat untuk publik sehingga terdapat rasa keterikatan yang tinggi seperti tindakan kooperatif dalam pembebasan lahan. Segenap pekerja di lapangan juga diharapkan dapat mengoptimalisasikan rasa kearifan lokal dalam pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Untuk Danau Toba sendiri, Iwan Zarkasi menjelaskan Kementerian PUPR sudah merancang konsep desainnya, yakni jembatan dengan model cable stayed dengan tiga tiang tungku mengadopsi filosofi adat Batak Dalihan Natolu. Filosofi tersebut memiliki arti tungku yang berkaki tiga. Tungku yang berkaki tiga sangat membutuhkan keseimbangan yang mutlak. Jika satu dari ketiga kaki tersebut rusak, maka tungku tidak dapat digunakan. Layaknya dalam pembangunan Jembatan Tano Ponggol ini, kerjasama yang baik antara DJBM, Pemkab Samosir, dan BPN haruslah solid demi mewujudkan Danau Toba yanggoes international.