Pembangunan Jalan Perbatasan Berdampak Positif Terhadap Perekonomian Lokal
- 21 Nov 2016
- Berita/Umum
- 523 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga berusaha mengembangkan perekonomian setempat dalam pembangunan jalan perbatasan negara. Untuk itu, Ditjen Bina Marga kerap melibatkan masyarakat lokal dan material bangunan setempat dalam konstruksi jalan. Sebagai informasi, Pemerintah melalui Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun jalan perbatasan di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
“ Harus bangkitkan ekonomi mikro, serap tenaga kerja di sana. Untuk itu, melalui balai latihan kita berikan ketrampilan ke penduduk lokal agar mereka bisa berkontribusi,” ucap Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto dalam program Coffee Break di TV One pada Jumat (18/11).
Arie menjelaskan meskipun pihaknya menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan jalan perbatasan berupa medan lapangan yang sulit karena kondisi geometri, topografi dan geoteknik, data lapangan yang masih minim, serta mobilisasi material yang sukar namun dirinya yakin Ditjen Bina Marga tetap dapat melaksanakan konstruksi sesuai permintaan Presiden dan Menteri PUPR.
Selain melibatkan partisipasi penduduk setempat, dalam pengerjaan jalan perbatasan, Ditjen Bina Marga bekerja sama dengan ZENI TNI-AD khususnya untuk membantu pembukaan lahan dan aspek pengamanan di lapangan. Dirjen Bina Marga mengatakan, memang diperlukan engineer-engineer dalam negeri yang tangguh untuk melakukan pembangunan jalan perbatasan.
Pemerintah menilai pengembangan dan pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan sangat penting demi menghidupkan perekonomian daerah dan menjaga pertahanan dan keamanan Republik Indonesia. Ditjen Bina Marga sendiri ditugaskan untuk melakukan konstruksi jalan perbatasan di Kalimantan, NTT dan Papua yang direncanakan rampung pada 2019.
“Kawasan perbatasan infrastrukturnya harus indah seperti teras rumah kita, tidak boleh tertinggal dari negara tetangga,” ungkap Arie.
Saat ini Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga sedang membangun jalan perbatasan di utara Kalimantan mulai dari Temajuk hingga Sei Ular sepanjang hampir 1.900 Km. Dari panjang tersebut, hingga akhir 2016, ada 1.436 Km jalan perbatasan di Kalimantan yang sudah tembus. Konstruksi jalan perbatasan juga di lakukan di NTT sepanjang 176 Km mulai dari Motaain sampai Motamasin yang ditargetkan tersambung pada akhir 2017.
“Sedangkan jalan perbatasan di Papua yang panjang hampir 1.100 Km mulai dari Skouw hingga Merauke, pada akhir tahun 2016 kita rencanakan sudah tembus sepanjang 858 Km,” tutur Dirjen Bina Marga.