Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga menandatangani dua paket pekerjaan masing-masing adalah pembangunan jalan tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara dan pelebaran jalan Batu Aji-Kuaro di Kalimantan Timur. Penandatanganan dua paket dengan nilai total Rp 1,64 triliun tersebut dilakukan di Jakarta, Rabu (30/9).

Penandatangan paket-paket pekerjaan ini disaksikan oleh Sekretaris Jenderal, Taufik Widjoyono; Inspektorat Jenderal, Rildo Ananda Anwar; serta Direktur Jenderal Bina Marga, Hediyanto W Husaini.

Paket pembangunan jalan tol Manado-Bitung yang ditandatangani hari ini merupakan Seksi I – Segmen 2 sepanjang 7 Km dengan nilai Rp 1,24 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hediyanto W Husaini menerangkan, pembangunan Jalan Tol Manado Bitung terdiri dari 2 seksi dengan total panjang 39,9 km.

“Seksi I sepanjang 14,9 km merupakan dukungan Pemerintah dan Seksi II sepanjang 25 km akan menjadi tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol (BUJT),” ujarnya.

Seksi I yang merupakan dukungan Pemerintah dibagi dalam beberapa segmen, dimana pekerjaan fisik segmen 2 sepanjang 7 km akan dibiayai melalui pinjaman luar negeri (Tiongkok) sedangkan sisa sepanjang 7,9 km dibiayai dengan APBN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Terdapat dua paket APBN yang saat ini sedang dalam masa kontruksi dan lima Paket sedang dalam proses lelang. Seksi IIyang akan menjadi tanggung jawab BUJT saat ini sedang dalam proses Prakualifikasi lelang Investasi.

Pembebasan lahan pada Seksi I – Segmen 2 yang telah dilaksanakan sampai saat ini mencapai ± 94% yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Kabupaten Minahasa Utara. Untuk sisa lahan yang belum dibebaskan akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat.

Kontraktor pelaksananya adalah Tiongkok Hebei Road and Bridge Group. Co. Ltd  yang bekerja sama dengan PT. Hutama Karya (Persero) Tbk. Konstruksi direncanakan akan selesai pada Juni 2018.

Pada saat yang bersamaan juga ditandatangani paket pekerjaan pelebaran jalan Batu Aji – Kuaro di Kalimantan Timur. ruas jalan sepanjang 73,3 Km tersebut merupakan urat nadi perekonomian yang menghubungkan Samarinda (ibukota provinsi Kalimantan Timur) Banjarmasin (ibu kota provinsi Kalimantan Selatan).

“Lebar sebagian ruas jalan ini sudah 6 meter namun sepanjang 36 km jalan inimasih memiliki lebar 4,5 -5 meter,” ungkap Hediyanto.