Berita

Beranda Berita Menteri PUPR Resmikan Tol Layang Pertama di Timur Indonesia
Beranda Berita Menteri PUPR Resmikan Tol Layang Pertama di Timur Indonesia

Menteri PUPR Resmikan Tol Layang Pertama di Timur Indonesia

  •  19 Mar 2021
  • Berita/Umum
  • 837 viewed
Foto: Menteri PUPR Resmikan Tol Layang Pertama di Timur Indonesia

Makassar - Jalan tol layang pertama di wilayah timur Indonesia diresmikan pada Kamis (18/03). Jalan Tol layang A.P Pettarani (Ujung Pandang seksi 3) di Kota Makassar sepanjang 4,3 km diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) didampingi Direktur Jenderal Bina Marga, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Walikota Makassar, Anggota Komisi V DPR RI, dan Direktur Utama Nusantara Infrastructure. Ruas tol layang A.P Pettarani seksi 3 ini terhubung dengan ruas tol eksisting A.P Pettarani seksi 1, 2, dan 4.

 

Selain menjadi salah satu solusi untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang selama ini terjadi di jalan arteri sekitar Kawasan Panakkukang dan Rappocini, tol A.P Pettarani mengoptimalkan fungsi jaringan jalan tol di Kota Makassar yang menghubungkan simpul ekonomi, bandar udara, Pelabuhan, Kawasan industri dan perkantoran. Karena jalan tol ini akan menghubungkan bagian Selatan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa dengan Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar New Port, dan Bandara Internasional Sultan Hasanudin.

 

Dalam kata sambutannya, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono mengungkapkan bahwa Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar merupakan salah satu contoh kontribusi pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur nasional.

 

“Pembangunan tol layang Pettarani mendukung kebijakan Presiden, yakni apabila ada infrastruktur yang secara ekonomi dan finansial menguntungkan, maka dibangun oleh swasta. Itu merupakan cara yang dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi,” ujar Menteri Basuki.

 

Sebagai informasi, Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini dibangun tanpa adanya pembebasan lahan. Konstruksinya juga menggunakan teknologi mutakhir bidang konstruksi serta inovasi perencanaan dan pelaksanaan seperti, formwork pier head tanpa shoring, erection box girder dengan double gantry yang tidak memerlukan struktur penyokong, sehingga pelaksanaan jauh lebih cepat serta meminimalisir gangguan pada aktivitas dan lalu lintas.

 

Untuk memonitor kinerja dan kondisi struktur jembatan selama masa operasi, juga dipasang Structural Health Monitoring System (SHMS) antara lain dilengkapi sensor-sensor yang memberikan informasi kondisi struktur secara real time. Tidak hanya itu, penggunaan isolasi gempa (seismic isolation Lead Rubber Bearing LRB) diantara struktur bawah dan struktur atas dapat lebih memproteksi terhadap gempa.

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hedy Rahadian yang turut mendampingi Menteri PUPR dalam acara persemian mengimbau masyarakat agar turut berperan serta menjaga infrastruktur dengan menjaga kebersihan di sekitar lokasi jalan tol layang ini.

 

“Saya berharap jangan sampai ada vandalisme, masyarakat harus turut menjaga. Jalur di bawah tol juga harus sama-sama dijaga, biar enak dipandang,” imbau Hedy. (Gir)