Menteri PUPR Perintahkan Peningkatan Padat Karya Jelang Ramadan
- 15 Mar 2021
- Berita/Umum
- 999 viewed
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan peningkatan pelaksanaan program padat karya tunai, termasuk untuk bidang jalan dan jembatan yang dilakukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga menjelang bulan Ramadan. Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Thomas Setiabudi Aden mengatakan, permintaan Menteri tersebut dalam rangka membantu masyarakat agar memiliki penghasilan yang dapat dipergunakan untuk kehidupan hidupnya pada bulan suci tersebut.
“Ini ada permintaan dari Bapak Menteri, sebelum puasa ditingkatkan, jadi nanti orang kalau puasa dan sebagainya, mereka punya bekal (penghasilan) lha ya,” sebut Thomas.
Dia menyebutkan, Menteri PUPR juga mengalakkan pemanfaatan produk dalam negeri dalam pelaksanaan program padat karya. Tidak hanya itu, bahkan Basuki memerintahkan untuk peralatan atau barang pendukung pekerjaan padat karya juga harus dibeli dari usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) lokal tempat pelaksanaan pekerjaan. Semua hal tersebut sebagai upaya mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19.
Dalam rangka mendukung PEN akibat pandemi, Ditjen Bina Marga menggulirkan program padat karya dengan mengalokasikan anggaran senilai Rp6,847 triliun. Dana tersebut ditargetkan dapat menyerap 273.603 pekerja ekuivalen lebih dari 11 juta Hari Orang Kerja (HOK) pada tahun ini. Pelaksanaan program padat karya diharapkan dapat membantu mengurangi beban masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya akibat pandemi ini.
Berdasarkan data Ditjen Bina Marga, hingga akhir pekan lalu, realisasi pelaksanaan program padat karya Bina Marga sebesar Rp634,624 miliar dengan serapan tenaga kerja sebanyak 98.862 orang. Jenis pekerjaan padat karyanya meliputi preservasi jalan, preservasi jembatan, revitalisasi drainase, kontraktual dengan pola padat karya serta operasional dan pemeliharaan jalan tol. Thomas menjelaskan dalam pelaksanaan padat karya, Ditjen Bina Marga melakukan perubahan atau penyesuaian pendekatan dalam menjalankan tugasnya.
“Di masa pandemi seperti sekarang ini ada beberapa teknologi yang kita tinggalkan sementara, sebagai contohnya untuk saluran U-ditch, sekarang dengan pasangan batu lagi, gali dengan tangan. yang dimasa normal (dengan pemakaian U-ditch) sehari bisa 200 meter, sekarang hanya 20-30 meter, kenapa kita lakukan ini? kita ingin banyak orang yang kerja,” ungkap Thomas.
“Ini bukan kemunduran, ini demi masalah ketahanan nasional, percuma saja jika pengerjaan jalannya cepat bagus, namun masyarakat di sekitar jalan tersebut kelaparan, ini bisa jadi gangguan,” sambungnya.
Dirinya juga menilai, pelaksanaan program padat karya bidang jalan dan jembatan membantu pemenuhan tugas Bina Marga. Seperti program revitalisasi drainase jalan nasional, tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, namun pekerjaan tersebut juga membantu upaya preservasi jalan nasional. Menurutnya kerusakan sejumlah jalan nasional antara lain disebabkan karena belum memiliki saluran buangan airnya.
“Saya bilang bagus padat karya ini yang sekaligus kita manfaatkan untuk kebutuhan kita, banyak sekali jalan kita yang belum ada saluran, drainase, dan kita semua tahu, jalan yang paling cepat rusak itu, jalan yang tidak punya saluran, “ terangnya