Berita

Beranda Berita Konstruksi Jembatan Holtekamp Masuki Fase Pengangkatan Bentang Tengah
Beranda Berita Konstruksi Jembatan Holtekamp Masuki Fase Pengangkatan Bentang Tengah

Konstruksi Jembatan Holtekamp Masuki Fase Pengangkatan Bentang Tengah

  •  22 Feb 2018
  • Berita/Umum
  • 1106 viewed
Foto: Konstruksi Jembatan Holtekamp Masuki Fase Pengangkatan Bentang Tengah

Konstruksi jembatan holtekamp di Jayapura, Papua memasuki fase penting berupa pengangkatan bentang tengah (lifting center span) fase pertama. Pada hari ini, Rabu (21/2) di Teluk Hamadi Jayapura dilakukan proses lanjutan tersebut dengan disaksikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga.

Arie menjelaskan, prosesi lifting center span ditengah moratorium pekerjaan konstruksi yang bersifat layang dan beresiko tinggi tersebut bukan berarti menyalahi ketentuan Menteri PUPR. Dia menegaskan, pengangkatan ini merupakan kegiatan konstruksi pertama yang dilakukan dengan sangat memperhatikan ketentuan yang diminta oleh Menteri PUPR. Pasca beberapa kejadian kegagalan atau kelalaian konstruksi pada pekerjaan layang (elevated), sejak Selasa (20/2) Menteri PUPR menghentikan sementara (moratorium) semua pekerjaan konstruksi layang dengan kesulitan dan resiko yang cukup tinggi meliputi antara lain pembangunan jalan tol maupun jembatan bentang panjang.

"Untuk dapat melanjutkan pekerjaan elevated tersebut, penanggung jawab pekerjaan dan pelaksana pekerjaan kita minta usulkan kembali desain dan metode kerjanya untuk mendapatkan persetujuan dari Komite Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan serta Komisi Keselamatan Konstruksi," ujar Dirjen Bina Marga.

"Proses ini yang kita lakukan sejak pagi tadi bersama dengan Kepala Balitbang, dan alhamdulilah akhirnya ini menjadi yang pertama mendapatkan persetujuan dari KKJTJ dan Komisi K2. Ini prosedur yang harus kita ikuti, kita cek ulang semuanya secara detail, kita set up ulang, karena ini acara lifting yang semula direncanakan jam 8 pagi (menjadi) agak telat hampir 2 jam," sambungnya.

Pengangkatan bentang tengah jembatan holtekamp merupakan proses lanjutan setelah setelah center span hasil pabrikan PT PAL Surabaya tersebut menempuh perjalanan sepanjang 3.200 Km menuju Jayapura. Dengan bobot total 2.000 ton, center span menghabiskan waktu perjalanan laut selama 19 hari. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura Osman Harianto Marbun mengungkapkan, holtekamp merupakan jembatan impian bagi masyarakat Jayapura dan juga Pemerintah Daerahnya.

"Ada empat latar belakang pentingnya jembatan holtekamp yaitu karena keterbatasan lahan untuk pemanfaatan permukiman sehingga perlu perluasan ke wilayah Koya, mempersingkat waktu tempuh ke kota Jayapura dan daerah perbatasan negara, ikon baru Jayapura sekaligus potensi wisata serta yang keempat sarana pendukung penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional pada tahun 2020 di Jayapura," ucap Osman.

Sementara Direktur Jembatan Iwan Zarkasi menekankan aspek inovasi-lah yang menjadi nilai lebih dari jembatan holtekamp. jembatan yang semula akan dibangun dengan teknik cablestay, namun karena keterbatasan luasan lahan tempat kerjanya dan keterbatasan peralatan pada pelaksanaannya mengalami perubahan dengan pengerjaan bentang tengah secara pabrikan di Surabaya. pengiriman center span dengan panjang 112 meter tersebut yang dilakukan dengan jalur laut menjadi cerita tersendiri.

Dengan metode tersebut, bahkan Museum Rekor Indonesis (MURI) memberikan penghargaan 2 rekor terkait jembatan holtekamp. rekor pertama adalah pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh. sedangkan rekor kedua adalah pemasangan jembatan rangka baja dengan bentuk utuh terpanjang. Menurut Iwan, perolehan Rekor MURI tersebut bukanlah tujuan dari Ditjen. Namun dirinya tetap berterima kasih atas apresiasi tersebut sebagai kenangan indah dari konstruksi jembatan sepanjang 732 meter tersebut.

Direktur Jembatan menambahkan inovasi dengan pembuatan center span di pabrik membuat proses konstruksi di lapangan semakin cepat. selain itu teknik tersebut juga mengurangi dampak lingkungan terhadap laut bila dibandingkan pengerjaan dengan cara biasa dengan penggunaan tower sementara atau perancah yang menimbulkan pencemaran. Dia mengharapkan pengalaman pengerjaan jembatan holtekamp dapat diterapkan di lokasi lainnya.

Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jembatan Holtekamp Irfan Hidayat menjelaskan lifting center span fase pertama ini direncanakan akan rampung dalam waktu seminggu. Setelah itu pihaknya akan berupaya melanjutkan secepatnya dengan lifting center span fase kedua. Dirjen Bina Marga meminta agar pada fase kedua tersebut dapat mengundang para pns/cpns engineer muda sebagai sarana belajar bersama. Irfan menargetkan seluruh konstruksi jembatan holtekamp dapat selesai pada pertengahan tahun.

Pada acara lifting tersebut turut hadir Direktur Pembangunan Jalan Achmad Gani Ghazali Akman, Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Deded Permadi Sjamsudin serta para Kepala BBPJN/BPJN serta Kepala Sub Direktorat di lingkungan Ditjen Bina Marga. Juga turut menyaksikan perwakilan dari Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kota Jayapura, Kepolisian Daerah Papua serta perwakilan dari konsorsium PT Pembangunan Perumahan, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya. (KompuBM)