Komisi V DPR RI Tinjau Kesiapan Jalur Lebaran di Bali
- 05 Juni 2018
- Berita/Umum
- 538 viewed
"Kemantapan Jalan Nasional di Bali sebesar 97% dan siap untuk digunakan saat Lebaran." Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jembatan, Iwan Zarkasi, saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) DPR RI ke Bali pada Kamis (31/05). Kunker ini dilakukan untuk mengecek kondisi infrastruktur dan angkutan untuk menghadapi serbuan wisatawan ke Bali pada masa libur Lebaran nanti.
Selain kemantapan jalan yang terus dijaga dan ditingkatkan, Direktorat Jenderal Bina Marga juga menyediakan posko-posko untuk standby alat berat yang dapat digunakan oleh para pengendara untuk beristirahat. "Setiap masa mudik Lebaran, kami menyiapkan posko dan call center yang bisa dihubungi. Terdapat 10 posko di Bali yang terdapat alat berat dan operator untuk mengantisipasi adanya bencana. Selain itu, posko juga dapat digunakan sebagai tempat istirahat bagi para pengendara yang kelelahan," tambah Iwan.
Saat disinggung mengenai kemacetan yang kerap terjadi di Bali, Iwan menuturkan bahwa solusi yang diberikan oleh Bina Marga di lintas utama Bali adalah mengaktifkan penataan simpang dan meminimalkan gangguan samping. "Yang dimaksud dengan gangguan samping adalah aktivitas pasar dan pertokoan yang menyebabkan kemacetan. Oleh karenanya kami bekerjasama dengan kepolisian untuk kegiatan seperti memotong jalan dapat dikurangi," ujarnya.
Iwan menambahkan bahwa ruas utama yakni Gilimanuk-Tabanan-Denpasar perlu dilakukan penambahan lane untuk mengurangi kemacetan. "Idealnya ruas Gilimanuk hingga Denpasar itu dibuat menjadi 4 lane, namun kendala pembebasan lahan membuat hal tersebut belum dapat terealisasi."
Underpass Tugu Ngurah Rai sebagai Solusi Mengurai Kemacetan di Jalan Akses Bandara
Salah satu lokasi kemacetan yang kerap terjadi di Bali adalah di jalan akses keluar dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sebagai langkah untuk mengurai kemacetan, Ditjen Bina Marga membangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai. Pembangunan underpas merupakan dukungan infrastruktur untuk pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang akan diselenggarakan pada Oktober 2018 mendatang di kawasan Nusa Dua. Nantinya, underpass ini dapat mengurangi kemacetan hinggan 50%.
Apabila pekerjaan jalan di lokasi lain dihentikan pada H-10 hingga H+10 Lebaran agar tidak mengganggu arus lalu lintas, khusus untuk pekerjaan pembangunan underpass penghentiannya pada H-3 hingga H+4 Lebaran. Hal ini dilakukan agar pembangunan dapat selesai sesuai target dan bisa digunakan pada perhelatan akbar tersebut.
"Saat ini progres pembangunan fisik Underpass Tugu Ngurah Rai sebesar 69%. Angka realisasi ini masih di atas angka rencana yang hanya 62%, oleh karenanya kami optimis pada bulan Agustus underpass dapat selesai," pungkas Iwan. (KompuBM)