Kementerian PUPR meresmikan jalan layang pertama di Sulawesi Tengah
- 27 Mei 2021
- Berita/Umum
- 1823 viewed
Palu-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meresmikan jalan layang (Flyover) pertama di Provinsi Sulawesi Tengah (27/5), peresmian jalan layang pertama di Sulawesi Tengah ini dilakukan oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo yang mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Flyover ini memiliki nama Flyover Pantoloan.
Flyover Pantoloan ini berada di jalan Tolitoli - Palu Pantoloan, yang memiliki panjang 904 meter dengan 4 jalur 2 lajur, flyover ini merupakan salah satu upaya untuk memperlancar arus pergerakan barang dan jasa di kawasan perindustrian di Sulawesi.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Muhamad Syukur pada sambutan acara peresmian Flyover Pantoloan mengatakan, "Pembangunannya dimulai pada Juli 2019 dan selesai pada Januari 2020 lalu, dengan total anggaran Rp 85 miliar oleh kontraktor PT. Pasifik Nusa Indah,".
Flyover ini juga mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu Sebagai usaha untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di provinsi Sulawesi Tengah dan pulau Sulawesi agar aksesibilitas dan mobilitas yang memadai dari pusat-pusat perindustrian menuju pelabuhan dan jalur distribusi lainnya, "KEK membutuhkan akses mobilitas yang memadai sehingga memudahkan pelaku usaha. Diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Sulawesi Tengah," ucap Syukur.
Wamen Wempi dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat membantu pembangunan flyover tersebut sehingga memudahkan akses mobilitas masyarakat. "Saya harap flyover ini ke depannya dijaga sehingga dapat dirasakan manfaatnya bersama," ujarnya.
Wakil Walikota Palu Reny Lamadjido mengatakan, flyover ini diharapkan dapat menggerakkan kelancaran distribusi logistik dengan mengurangi beban lalu lintas yang menghubungkan kota Palu dengan wilayah lainnya di Sulawesi Tengah. "Utamanya untuk mempermudah akses ke Pelabuhan Pantoloan dan mendukung pengembangan KEK Palu," ujarnya.
Pembangunan flyover ini menggunakan teknologi mortar busa yang dikembangkan secara sederhana menggunakan metode timbunan ringan, struktur baja bergelombang dicampur dengan bahan pasir dan semen yang telah diatur mutu kekuatannya sehingga memiliki keunikan dalam menghemat anggaran belanja konstruksi sebesar 20 - 30 %.
Mortar busa memiliki beberapa keunggulan yakni bahannya lebih kuat dan padat namun lebih ringan dibandingkan dengan timbunan pilihan, sehingga lebih sesuai dengan daya dukung tanah, khususnya di Kota Palu yang memiliki risiko besar terjadi gempa bumi.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazaly Akman, dan kepala sub direktorat pembinaan dan perencanaan teknis preservasi II Christoforus M. T. Lasmono.