Jembatan Pak Kasih Tayan Beroperasi, Biaya Transportasi Hemat Rp130 Miliar/Tahun
- 23 Mar 2016
- Berita/Umum
- 1339 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga mengestimasi keberadaan Jembatan Pak Kasih Tayan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dapat menghemat ongkos transportasi sebesar Rp130 miliar per tahun. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hediyanto W. Husaini mengatakan hal tersebut usai acara peresmian Jembatan Pak Kasih Tayan yang dilakukan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada Selasa (22/3).
Hediyanto menerangkan, sebelum adanya jembatan sepanjang 1.650 meter tersebut, setiap bus atau truk yang akan menyeberang harus mengeluarkan uang Rp150.000 – Rp200.000 untuk membayar jasa kapal ferry sekali jalan. Menurutnya,Jembatan Pak Kasih telah menghasilan efisiensi karena sekarang masyarakat tidak perlu membayar untuk melintas di atas sungai Kapuas tersebut.
“Truk sama bus ini kalau naik ferry dihitung rata-rata Rp12 miliar per bulan. Kalau setahun bisa hemat rata-data sampai Rp130 miliar/tahun,” sebutnya.
Sementara untuk perawatan jembatan tersebut, Dirjen Bina Marga mengatakan biayanya mencapai Rp50 miliar setiap tahunnya. Relatig besarnya biaya perawatan disebabkan perlunya perlakukan khusus seperti perkuatan tanah di lokasi jembatan maupun untuk perawatan penerangan jalan. Hediyanto mengakui, jembatan yang dibangun dengan dana Rp1,028 triliun tersebut belum rampung sepenuhnya dari sisi fasilitas.
“ini kan memang belum komplit tapi kita mau fungsikan dengan cepat. Jadi kita buka sudah bisa fungsi untuk operasional,” sambungnya.
Presiden Joko Widodo menyambut gembira telah beroperasinya Jembatan Pak Kasih Tayan. Dia mengatakan, percepatan konstruksi jembatan dilakukan dalam delapan bulan terakhir dengan cara bekerja dalam 3 shift setiap harinya. Percepatan diperlukan, karena jembatan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.
Jembatan Pak Kasih Tayan merupakan bagian dari jalur Trans Kalimantan dan merupakan jembatan terpanjang di Kalimantan dengan total panjang 1.650 meter. Jembatan ini menghubungkan Provinsi Kalimantan Barat di bagian Utara, dengan Provinsi Kalimantan Tengah di bagian Selatan.
Jembatan yang memiliki dua bentang utama, pertama panjangnya 430 meter dan bentang kedua mencapai 1.220 meter dengan lebar 11 m. Presiden berharap, kelak jembatan ini diharapkan bisa menjadi obyek wisata bagi masyarakat sekitar sehingga mendatangkan banyak fungsi, serta mempunyai "multiplier effect" yang menguntungkan masyarakat. (KompuBM)